REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syaiful Muzani Research and Consulting memperkirakan tantangan di putaran kedua lebih berat untuk Fauzi Bowo (Foke). Pasalnya, jarak di putaran pertama terlampau jauh. ''Pemilih di Jakarta tak seperti anak ayam yang bisa digiring. Makanya, hasil ini mengejutkan karena masyarakat sangat terbuka bahkan untuk tokoh dari daerah sekalipun. Apalagi dia itu kelasnya walikota, jadi tak apple to apple,'' kata Syaiful Muzani, di Jakarta, Rabu (11/7).
Untuk putaran kedua, lanjutnya, kuncinya tak hanya ada di komitmen di tingkat elite. Tapi juga soal kemampuan tiap-tiap pasangan membaca perilaku pemilih. Di tingkat elite, kecenderungan memang mengarah ke sosok yang paling mungkin menang. Hanya saja, hal ini berbeda di tingkat massa.
Dikatakannya, ada kemungkinan Foke mendapat tambahan suara dari pasangan Hidayat Nur Wahid yang tak lolos pada putaran pertama. Ini karena karakter massa PKS yang lebih sensitif dengan isu primordial. Hanya saja, jumlah itu tidak terlalu banyak. Jadi, ada kemungkinan suara HNW juga akan terpecah ke Jokowi.
''Masih banyak yang mengambang. Masih belum solid pendukung HNW, akan beralih ke mana. Demikian juga dengan pasangan lain yang juga tak lolos,'' papar dia.
Namun bagi Jokowi, modal yang dimiliki sudah besar untuk dapat menang di putaran kedua. Hanya tinggal mengambil sedikit suara yang sebelumnya dialokasikan ke pasangan lain. ''Dua bulan ini tergantung kerja keras dan strategi dari kedua pasangan.''
Hanya saja, Syaiful memastikan kalau pada putaran kedua jumlah masyarakat yang tak memilih akan meningkat ketimbang putaran pertama. ''Dari pengalaman selama ini, yang datang ke TPS akan lebih sedikit seiring dengan jumlah calonnya. Pemilih banyak itu karena ada daya mobilisasi makanya partisipasinya tinggi. Makanya, golput akan semakin besar,'' papar dia.
Menurut Syaiful, menangnya Jokowi berdasarkan versi perhitungan cepat (quick count) ada pengaruhnya dengan sentimen masyarakat terhadap Partai Demokrat. Ini lantaran citra Demokrat terus turun belakangan ini karena kasus korupsi yang dialaminya.