REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Federasi LSM Indonesia (Felsmi) menilai peluang pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara) masih besar memenangi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta putaran kedua, 20 September nanti. "Namun, diperlukan strategi komunikasi yang lebih merakyat serta mesin politik yang lebih produktif," kata Ketua Umum Felsmi HM Jusuf Rizal, Senin (23/7).
Jusuf Rizal mengemukakan hal itu terkait dengan peluang Foke-Nara pada putaran kedua, mengingat pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) menang di putaran pertama di Jakarta, 11 Juli lalu. "Meski pasangan Foke-Nara hanya berada di urutan kedua, potensi menang masih terbuka luas," katanya.
Dikatakannya, potensi "swing voter" (suara pindah) dari pendukung pasangan yang kalah, masih relatif cukup besar serta suara golput yang mencapai 36 persen. "Suara pendukung pasangan yang kalah tidak secara otomatis dapat dialihkan ke pasangan Jokowi-Ahok," katanya menegaskan.
Ia lantas menganalogikan PKS secara ideologis lebih dekat kepada Foke-Nara daripada Jokowi-Ahok. Begitu juga suara dukungan pasangan lain, termasuk Alex-Nono, Faisal-Biem, dan Hendarji-Ariza. Namun, lanjut dia, untuk memenangi putaran kedua pasangan Foke-Nara perlu berjuang keras.
Jika gaya komunikasi Foke-Nara yang terkesan arogan, lebih tahu, atau lebih ahli, serta tidak melihat realitas sosial di bawah, Jusuf Rizal yakin, pasangan Foke-Nara bisa menelan pil pahit di putaran kedua. "Masih ada waktu untuk mendulang suara untuk memenangi Pemilihan Gubernur DKI Jakarta jika mereka mau introspeksi diri," katanya mengingatkan.