REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raja dangdut Rhoma Irama tiba-tiba menitikkan air mata di kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI, Senin (6/8).
Tangisan dan raut muram terlihat di wajah Rhoma saat Panwaslu mempersilakan pedangdut ini berbicara. Ia diminta menjelaskan maksud kedatangannya ke kantor yang terletak di bilangan Suryopranoto, Jakarta Pusat itu.
Setelah diam sejenak, Rhoma baru berbicara di hadapan media.
"Saya mengungkap sebuah ayat. Yang isinya, kalau ada orang islam memilih orang non islam maka konsekuensinya menjadi musuh Allah. Saat menyampaikan ceramah, kapasitas saya sebagai mubaligh," ujar pemimpin Soneta Grup ini.
Selanjutnya, ketua Panwaslu DKI, Ramdansyah, mengajak Rhoma untuk melanjutkan pemeriksaan. Hingga saat ini, pemeriksaan tertutup masih berjalan di lantai 9 kantor Panwaslu DKI.
Rhoma Irama datang ke kantor Panwaslu DKI untuk menjalani pemeriksaan. Sebelumnya, dilaporkan Rhoma menyampaikan ceramah di masjid Al Isra Tanjung Duren, Jakarta Barat, Sabtu (28/7) lalu. Ia diduga menyampaikan ceramah berbau SARA dan memojokkan pasangan calon tertentu. Raja dangdut ini mengaku saat menyampaikan ceramah tersebut, ia berada dalam keadaan sadar.
Dalam ceramahnya, ia mengutip salah satu ayat Al-Quran. Firman Allah yang dimaksud adalah salah satu ayat Al-Quran yang berisikan larangan bagi umat Islam untuk memilih pemimpin yang beragama selain Islam. Jika umat Islam memilih pemimpin yang kafir maka mereka akan menjadi musuh Allah.