REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Pengamat Politik Universitas Indonesia, Agus Pambagyo, mengatakan seharusnya pelaksanaan Pilkada DKI putaran kedua tidak menggunakan isu SARA karena akan merugikan kedua pasangan calon.
"Kalau ada 100 persen etnis tertentu memilih calon tertentu, saya kurang yakin. Yang jelas penggunaan isu SARA akan merugikan semua pihak dan mengancam pilpres mendatang," katanya, di Jakarta, Senin (7/8).
Sementara itu, pengamat perkotaan, Sugiyanto, menyatakan, semua pihak bisa saja saling mengklaim tidak pernah menghembuskan isu SARA atau kampanye hitam yang tidak sehat kepada publik Jakarta. Namun, kondisi ini kerap dimainkan pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab. Mereka disinyalir akan mencari keuntungan dengan suasana tidak kondusif di Jakarta.
"Masyarakat harus berhati-hati terhadap isu-isu tentang Pilkada DKI Jakarta," katanya.
Sebelumnya, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI Jakarta menyatakan belum dapat menetapkan status penyanyi dangdut Rhoma Irama terkait dengan ceramahnya di salah satu masjid di Jakarta yang diduga bermuatan SARA.
"Kami masih harus mengumpulkan bukti-bukti tambahan berupa keterangan dari berbagai pihak terkait," kata Ketua Panwaslu DKI Ramdansyah di Kantor Panwaslu, Jakarta, Senin.