REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir Muhammad Mursi membatalkan dekrit yang dinilai akan memperluas kekuasaannya dan mendorong demostrasi besar-besaran di Istana Kepresiden setempat.
Mursi kemudian merekomendasikan dekrit baru kepada politisi dan kelompok lain yang terlibat dalam dialog nasional. Dekrit baru itu akan menggantikan dekrit yang memicu gelombang protes. Isi dari dekrit tersebut akan dimintakan masukan dari oposisi.
Akan tetapi, kelompok itu mengatakan referendum untuk konstitusi baru yang dijadwalkan pada 15 Desember mendatang tidak dapat diundur. Hal itu diungkapkan juru bicara dalam dialog, Mohamed Selim al-Awa seperti dikutip Reuters, Ahad (9/12).
Dia mengatakan Presiden Mursi mengharapkan oposisi memberi masukan pada konstitusi yang baru. Sebelumnya, dekrit Mursi yang dikeluarkan pada November lalu menyulut demonstrasi di Mesir. Dilaporkan, tujuh tewas dalam demonstrasi di depan Istana Kepresidenan.
Mursi menyerukan dialog pada kelompok oposisi yang memimpin demonstrasi tersebut. Langkah itu dilakukan setelah kekerasan terjadi dalam demonstrasi.