Senin 10 Dec 2012 00:57 WIB

Fatah Sambut Baik Seruan Pemimpin Hamas

Red: Yudha Manggala P Putra
Faksi gerakan Islam di Palestina: Hamas dan Fatah
Faksi gerakan Islam di Palestina: Hamas dan Fatah

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH, PALESTINA -- Pemimpin Fatah, Azzam al-Ahmad menyambut baik pidato pemimpin gerakan perjuangan Islam Hamas, Khaled Meshaal yang menyebut perlunya upaya baru untuk melakukan rekonsiliasi. 

Ahmad menganggap pidato Meshaal sebagai sinyal positif dalam mengatasi masalah perpecahan di Palestina. 

“Pidato itu adalah positif mengenai isu satu presiden untuk masyarakat Palestina, dan satu pihak berwenang dan satu hukum; kami sangat setuju dengannya atas masalah tersebut, yang merupakan pokok perjanjian rujuk, yang ditandatangani Fatah dan Hamas serta unsur lain untuk mengakhiri perpecahan," kata Ahmad seperti dikutip melalui kantor berita AFP Ahad (9/12).

Meshaal, pemimpin biro politik Hamas di pengasingan, tiba di Gaza pada kunjungan pertamanya pada Jumat dan pada Sabtu berpidato di depan kerumunan besar merayakan ulang tahun ke-25 gerakan itu.

Pidatonya, yang memperingatkan bahwa Palestina tidak akan pernah menyerahkan satu inci pun atau bagian mana pun dari sejarah Palestina, juga menyerukan persatuan Palestina.

"Kami adalah pemerintah tunggal, rujukan tunggal, dan rujukan kami adalah PLO, yang kami ingin bersatu," katanya. Ia merujuk pada Organisasi Pembebasan Palestina pimpinan Abbas, yang mewakili Palestina dalam perundingan.

Hamas bukan anggota PLO, tapi Meshaal pada tahun lalu menyatakan gerakannya "dalam perjalanan bergabung" dengan kelompok itu.

Tanggapannya itu muncul setelah Hamas dan Fatah menandatangani kesepakatan rujuk guna membuka jalan untuk pemilihan anggota parlemen dan presiden dalam setahun.

Namun, pelaksanaannya macet karena kedua pihak bertikai dalam menyepakati susunan pemerintah sementara.

Pada awal tahun ini, Meshaal dan Abbas menandatangani kesepakatan baru di Doha, tempat presiden itu akan memimpin pemerintahan sementara.

Tapi, pemimpin Hamas di Gaza menolak kesepakatan itu dan menuduh Meshaal mengambil keputusan tanpa dukungan mereka. Ahmad mengatakan berharap seruan Meshaal dari Gaza untuk upaya baru rujuk itu berarti unsur tersebut kini bersatu dalam masalah itu.

"Kepentingan pidato itu adalah bahwa ia berada di Gaza dan di hadapan kepemimpinan Hamas di pengasingan. Kami harap itu mencerminkan sikap seluruh Hamas," kata Ahmad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement