REPUBLIKA.CO.ID, Menyikapi maraknya dukungan dunia Internasional kepada Oposisi Suriah, para Menteri Luar Negeri Uni Eropa bertemu kepala Oposisi Suriah, Ahmed Moaz al-Khatib yang baru terbentuk, kemarin. Uni Eropa yang tak mendukung Presiden Assad, mau tak mau harus mengakui Oposisi adalah pengganti yang sah bagi Presiden Bashar Assad.
Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle, mengatakan status dari koalisi para Oposisi Suriah perlu dikaji serius. “Ada sinyal yang jelas bagi kita tentang bagaimana semestinya status dari koalisi Suriah. Ini yang sedang kita tinjau," Ungkap Westerwelle, seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (11/12).
Pertemuan para menteri tersebut lebih membahas tentang penyelesaian konflik berdarah Suriah yang telah berlarut-larut. Lebih lanjut Westerwelle mengatakan untuk mengakhiri konflik Suriah adalah dengan memberikan dukungan kepada Oposisi yang menyatukan langkah untuk menggulingkan Presiden Assad.
"(Perjuangan Oposisi Suriah) Ini adalah sebuah koalisi yang mewakili kepentingan sah rakyat Suriah. Kami ingin hal ini diakui oleh Uni Eropa," ungkap Westerwelle.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague mengungkapkan kegembiraannya dengan adanya pertemuan para menteri Uni Eropa bersama Khatib. Ia berharap negara-negara anggota Uni Eropa lainnya akan mengikuti sikap yang dinyatakan Paris dan London dalam memberikan pengakuan penuh kepada pejuang Oposisi Suriah.
Saat ini, Uni Eropa baru mengakui Oposisi Suriah sebagai wakil yang sah dari aspirasi rakyat Suriah. Status ini akan dilanjutkan dengan pengakuan langsung sebagai sebuah pemerintah penerus yang potensial.