REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Belum lama ini, ratusan ribu unggas jenis itik milik peternak di Pulau Jawa mati mendadak akibat virus Avian influenza atau yang lebih dikenal dengan H5N1. Kematian unggas itu terjadi di provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Barat. Namun, belum ada laporan flu tersebut menyerang manusia.
Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung yang pernah menangani pasien suspect flu burung Februari lalu sudah melakukan beragam antisipasi, di antaranya menyiagakan tim penanganan penyakit khusus RSHS.
Menurut Kepala Sub Bagian Humas dan Protokoler dr Teungku Djumala Sari, tim selalu siap setiap saat. Pasalnya, tim sudah memiliki prosedur atau SOP untuk menghadapi suatu penyakit khusus. "Apapun yang terjadi, bagaimanapun kejadiannya, tim selalu siap sedia," jelasnya. Tim itu terdiri dari dokter, perawat, dan petugas laboratorium.
Meski demikian, jelas Mala, untuk sosialisasi dan penanganan, semua ada di tangan Dinas Kesehatan. "RSHS sebatas menganjurkan agar peternak membatasi kontak dengan unggas jenis apapun, termasuk bebek," jelasnya. Terlebih lagi, ungkapnya, orang sekarang senang memelihara burung yang harganya mencapai selangit.
"Kalaupun kontak dengan unggas, sebisa mungkin selalu mencuci tangan menurut standar WHO,"terangnya. Usahakan pula, peternak meningkatkan kebersihan dan biosecurity pada kandang ternaknya itu.
Sementara, jika memang terdapat gejala panas atau demam, pegal-pegal dan sesak nafas, penderita jangan ambil resiko dengan mengacuhkan gejala tersebut. "Segera ke pusat layanan kesehatan atau rumah sakit," jelasnya.