REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Rezim Suriah telah menggunakan peluru kendali Scud dalam menghadapi pasukan pemberontak yang berusaha menggulingkan Presiden Bashar al-Assad. "Scud mendarat di Suriah," kata kata seorang pejabat Amerika Serikat Rabu malam, menandakan eskalasi berbahaya dalam konflik 21 bulan itu, kepada AFP dengan syarat tak disebut jatidirinya.
Pada Rabu pagi, seorang wartawan AFP di baratlaut Suriah melaporkan mendengar beberapa ledakan sengit seharian dari sekitar 15 kilometer (10 mil). Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Victoria Nuland mengatakan "kita melihat rudal-rudal itu bekerja sekarang", tetapi dia menolak untuk membocorkan data intelijen tentang apa jenis rudal itu.
Tetapi pejabat AS kemudian mengatakan bahwa ia bisa mengkonfirmasi berita The New York Times bahwa rezim itu telah melepaskan rudal Scud. Nuland mengatakan Suriah juga menggunakan jenis lain dari "senjata mengerikan." "Ini semacam bom per barel, yang merupakan bom pembakar yang berisi bahan yang mudah terbakar," katanya kepada wartawan.
The Times, mengutip para pejabat pemerintah AS yang tak bersedia disebut namanya mengatakan, rezim Bashar telah menembakkan sekitar enam rudal Scud dari daerah Damaskus terhadap posisi pemberontak di Suriah utara dalam beberapa hari terakhir ini.
Seorang wartawan AFP di provinsi barat laut Idlib mengatakan ia telah mendengar ledakan-ledakan kuat selama tiga hari terakhir yang datang dari arah pangkalan militer Sheikh Suleiman yang ditangkap oleh kelompok-kelompok pemberontak pada awal pekan ini.