REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lawatan Presiden SBY ke Malaysia pada pekan depan menjadi momentum untuk menyampaikan protes resmi pemerintah Indonesia kepada Malaysia.
Hal itu sebagai tindak lanjut penghinaan menteri penerangan Malaysia, Zainuddin Maidin kepada BJ Habibie. Dalam pendapatnya, politisi teras UMNO itu menyebut Habibie sebagai pengkhianat bangsa dan antek Israel.
"Presiden perlu menggunakan kesempatan (kunjungan) itu untuk meminta Pemerintah Malaysia mulai menghargai marwah dan martabat rakyat Indonesia," kata Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD kepada Republika, Jumat (14/12).
Menurut Mahfud, Malaysia terlalu sering menginjak harkat dan martabat bangsa Indonesia. Serangan Malaysia, seperti penangkapan polisi air di wilayah perairan Indonesia, iklan diskon TKI, perlakuan sewenang-wenang terhadap TKI, dan terakhir pelecehan atas presiden ketiga Republik Indonesia, Habibie yang menjadi bukti sahih.
Mahfud melihat negeri jiran itu masih memandang rendah Indonesia. Ia berharap ada upaya nyata dari pemerintah Indonesia untuk menunjukkan sikap tegas atas berbagai tindakan tidak pantas Malaysia. Memang, lanjut Mahfud, serangan itu dilakukan oleh elemen masyarakat dan oknum aparat.
Meskipun begitu, persoalan itu tidak bisa dipandang sepele dan tetap harus diselesaikan lewat jalur diplomasi. "Ini agar Pemerintah Malaysia bisa mengambil langkah melalui otoritas yang dimiliki," kata Mahfud.