REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON- Wartawan televisi Amerika Serikat Richard Engel bebas setelah diculik di Suriah dan ditahan selama lima hari, kata majikannya NBC News, Selasa (18/12) pagi.
"Setelah diculik dan ditahan selama lima hari di Suriah oleh satu kelompok tidak dikenal, kepala Koresponden Asing NBC News Richard Engel dan tiga anggota awak produksinya dibebaskan tanpa cedera," kata jaringan televisi itu dalam satu pernyataan.
"Kami gembira melaporkan mereka dengan selamat meninggalkan Suriah," katanya.
Engel, 39 tahun adalah salah satu dari wartawan-wartawan AS yang paling dikenal dalam melaporkan situasi Suriah, di mana pemberontak berperang untuk menggulingan pemerintah Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara yang menurut para ativis menewaskan sekitar 43.000 orang.
NBC mengatakan Engel dan para karyawan lain dengan mana tidak disebutkan hilang setelah memasuki Suriah dari Turki Kamis lalu. Mereka tidak dapat dihubungi sampai berita mereka dibebaskan Senin (17/12).
Stasiun televisi itu mengatakan tidak ada yang mengaku bertanggung jawab, tidak ada kontak dengan para penculik dan tidak ada uang tebusan dibayar. Engel dan para awaknya dinaikkan ke satu truk dan dibawa ke satu lokasi yang tidak dikrtahui yang diperkirakan dekat kota Ma'arrat Misrin, kata NBC. Mata mereka ditutup dan diikat tetapi tidak cedera, katanya.
Ketika para penculik berusaha memindahkan mereka ke satu lokasi lain Senin malam, mereka dimasukkan ke satu pos pemeriksaan yang ditangani pemberantak Suriah dari Brigade Ahrar al-Sham. Pertempuran meletus dan dua dari para penculik tewas, kata NBC.
Para penculik lainnya melarikan diri, dan para awak Engel tidak cedera dalam insiden itu. Para wartawan dapat memasuki Turki pada Selasa pagi dan kesehatan mereka baik, katanya.
Suriah adalah salah satu dari tempat-tempat paling berbahaya di dunia bagi wartawan. Pemberontakan 21 bulan yang dimulai saat serangkaiann protes terhadap kekuasaan keluarga Assad selama empat dasa warsa tetapi sejak itu meningkat menjadi perang saudara, dengan pertempuran dan penembakan yang intensif terhadap kota-kota besar.