Senin 24 Dec 2012 23:41 WIB

Dikritik Gubernur, Kapolda: Saya tidak Tersinggung

OM POSO. Sejumlah anggota kepolisian memeriksa tempat terjadinya ledkan bom di sebuah Pos Lalu Lintas di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Senin (22/10)
Foto: ANTARA
OM POSO. Sejumlah anggota kepolisian memeriksa tempat terjadinya ledkan bom di sebuah Pos Lalu Lintas di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Senin (22/10)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Dewa Parsana menyampaikan ucapan terima kasih atas kritikan Gubernur Sulawesi Tengah terhadap dirinya dan Polda Sulteng. Menurut dia kritikan itu justru semakin memacu dirinya untuk meningkatkan kinerja kepolisian.

"Saya tidak tersinggung. Itu tanda bahwa gubernur mencintai saya dan Polda. Kritik itu akan memicu saya untuk bekerja lebih baik," katanya kepada wartawan di sela-sela inspeksi pengamanan gereja-gereja menjelang Natal di Palu, Senin (24/12) malam.

Kapolda mengemukakan hal itu ketika diminta tanggapannya terhadap pernyataan Gubernur Longki Djanggola yang menyatakan bahwa Kapolda harus bertanggung jawab atas tewasnya empat anggota Brimob dalam serangan sekelompok masyarakat sipil bersenjata di Poso pada Kamis (20/12).

Gubernur juga meminta Kapolri mengevaluasi kinerja kepolisian di Sulawesi Tengah karena dalam dua tahun terakhir, sudah delapan anggota kepolisian yang tewas di tangan oknum-oknum pelaku teror dan kelompok radikal yang bersenjata.

Ketika ditanya apakah dia tidak terkejut dengan kritikan yang cukup tajam dari Gubernur Longki Djanggola tersebut, Kapolda berujar,  "Ini pengalaman baru. Saya baru dapatkan pengalaman seperti ini di Sulteng. Pengalaman seperti ini belum pernah saya dapatkan di tempat-tempat tugas saya sebelumnya."

Ketika ditanya apakah hubungannya dengan Gubernur Longki Djanggola menjadi renggang? Kapolda mengatakan bahwa tidak ada masalah dalam hubungan pribadi dan dinas di antara keduanya.

Kapolda Dewa Parsana mengharapkan kritikan dari semua pihak agar kinerja Polda semakin baik, namun dalam memberikan kritikan, hendaklah juga ikut memahami lebih dahulu konteks masalah yang disoroti tersebut sehingga menjadi konstruktif dan bersifat memecahkan persoalan bukannya menimbulkan masalah baru apalagi mencari kambing hitam.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement