REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran mengecam perilaku ganda negara-negara Barat. Meski mengklaim negaranya memberikan kebebasan berbicara, seperti pelanggaran HAM, tetapi Barat tidak tutup mata, telinga, dan mulut ketika ribuan orang Palestina dibantai rezim Zionis Israel.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mihman-Parast mengatakan tujuan utama Barat adalah menciptakan perpecahan di antara negara-negara kuat regional. Sebab, negara-negara regional harus memiliki kerja sama erat satu sama lain serta menyelesaikan masalah-masalah regional sendiri tanpa campur tangan asing.
Karenanya, salah satu cara untuk membuka keran informasi adalah perlunya meningkatkan kepekaan regional dengan pertukaran berita antara Iran dengan Turki.
Dalam pertemuan dengan Direktur Utama Kantor Berita Turki, Anadolu Kamal Uzturk di Ankara, Selasa (25/12) waktu setempat, Mihman-Parast mengatakan mengingat kemajuan teknologi komunikasi, pendapat peran masyarakat dalam mengembangkan hubungan timbal balik sangat penting.
Ia menilai negara-negara independen harus mempertahankan nilai-nilai dan kepentingan nasional. "Kemerdekaan membutuhkan media massa yang kuat dan media ini harus bekerja sama satu sama lain untuk mengirimkan suara kita kepada dunia," katanya seperti disadur dari AFP.
Mihman-Parast menuturkan negara-negara Barat, meskipun mereka mengklaim atas kebebasan berbicara, namun takut suara Iran untuk mencapai dunia.