REPUBLIKA.CO.ID, MANILA – Konflik Filipina Selatan akhirnya berakhir sudah. Pemerintah Filipina dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) menyetujui kesepakatan damai, Ahad (7/10) lalu.
Presiden Filipina, Benigno Aquino, menilai kesepakatan damai ini merupakan awal dari perdamaian abadi di Mindano.
"Kesepakatan ini akan meniadakan kelompok separatis. Tidak ada lagi kelompok yang menginginkan negara terpisah," ujarnya seperti dikutip onislam.net, Senin (8/10).
Implementasi dari kesepakatan itu, akan dibentuk kawasan otonomi baru yang diberi nama Bangsa Moro. Kawasan otonomi ini akan meliputi lima provinsi termasuk sebagian wilayah Lanao de Norte dan Provinsi Cotabato Utara.
Bangsa Moro mendapatkan hak untuk mengenakan pajak guna memotong subsidi pemerintah pusat, mendapatkan bagian besar dari sumber daya alam dan peran yang lebih besar dalam penentuan kebijakan keamanan dalam negeri.
Namun, pemerintah Filipina tetap memegang kekuasan eksklusif pada bidang pertahanan dan keamanan, kebijakan luar negeri, kebijakan moneter, kewarganegaraan dan naturalisasi. "Kesepakatan damai ini menghilangkan ketidakpercayaan yang melanda masa lalu," kata Benigno.
Muslim Filipina menyambut baik kesepakatan damai itu. Namun, Wakil Ketua MILF untuk Urusan Politik, Ghazali Jaafar, memastikan kesepakatan damai hanya gambaran awal menuju tahapan yang lebih konkret. Menurutnya, masih ada sejumlah yang belum disepakati. Salah satunya, terkait isu-isu penting seperti wilayah semiotonomi.
Konflik Filipina selatan telah berlangsung selama empat dekade. Lebih dari 120.000 orang tewas sejak konflik meletus pada akhir 1960-an.
Indonesia menyambut baik perdamaian terciptanya perdamaian di Mindanao. Perdamaian yang melibatkan elemen MNLF dan MILF dari Bangsa Moro dengan Pemerintah Filipina diharapkan dapat menyelesaikan secara komprehensif konflik yang telah banyak menimbulkan korban jiwa dan kerugian materi selama empat dekade terakhir.
Indonesia berkomitmen kuat mendorong terciptanya perdamaian di berbagai belahan dunia, terutama di kawasan Asia Tenggara. "Sebagai negara tetangga terdekat Filipina, Indonesia senantiasa mendukung upaya Pemerintah Filipina menciptakan perdamaian dengan masyarakat Moro di Filipina Selatan," demikian pernyataan Kemenlu Indonesia.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon, mengapresiasi kesepakatan damai antara pemerintah Filipina dengan gerakan perlawanan Muslim Moro (MILF). Ban juga mengaku siap memberikan bantuan dalam realisasi perdamaian jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
"Visi dan keberanian Presiden Benigno Aquino patut diapresiasi dalam tercapainya kesepakatan ini. Para pimpinan MILF juga telah menunjukkan komitmen mereka dalam perdamaian," demikian pernyataan resmi PBB seperti dilansir AFP, Selasa (9/10).