REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay mengatakan komik terbitan Charlie Hebdo di tabloid mingguan Prancis dan pembuatan situs yang menghina Nabi Muhammad SAW adalah suatu tindakan pelecehan agama (religious blasphemy) Islam.
"Penerbit asal Prancis tersebut sudah menyalahgunakan kebebasan berekspresi dengan meninggalkan prinsip-prinsip toleransi dan penghormatan terhadap keyakinan dan kepercayaan orang lain," kata Saleh di Jakarta, Rabu (2/1).
Dia mengatakan bahwa fenomena seperti itu sudah sangat sering terjadi, khususnya di negara-negara Eropa. Bahkan, untuk kali ini penerbitnya sengaja memublikasikan komik tersebut hanya sekadar untuk membuat para pembacanya tertawa.
Selain tidak memberikan keuntungan apa pun dalam penerbitan dan pembuatan situs tersebut, Saleh mengkhawatirkan ekspresi satir tersebut dapat merusak keharmonisan dan menimbulkan kecurigaan antarpemeluk agama di tengah masyarakat, khususnya di Indonesia.
"Kebebasan berbicara dan berkspresi haruslah dibatasi demi menciptakan tatanan kehidupan yang lebih aman, damai, dan beradab," imbau Saleh.
Sebagaimana diketahui, tabloid asal Prancis, Charlie Hebdo, kembali membuat kontroversi dengan menerbitkan komik yang menceritakan kisah hidup Nabi Muhammad SAW. Kali ini, mereka menerbitan komik biografi Nabi Muhammad SAW.
Editor majalah Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier mengatakan biografi berjudul "The Life of Mohammed" itu adalah buku serius yang disusun berdasarkan riset mendalam oleh seorang sosiolog Prancis berdarah Tunisia.
"Ini adalah biografi yang diizinkan Islam karena diedit oleh umat Muslim. Saya kira umat Muslim yang berpikiran terbuka tak akan menganggap buku ini tidak sesuai dengan Islam," kata Charbonnier.
Sebelumnya, tabloid itu menuai protes dan kritik tajam karena memublikasikan kartun tentang Nabi Muhammad. Saat itu, kedutaan Prancis di beberapa negara terpaksa ditutup karena unjuk rasa yang semakin besar.