Jumat 04 Jan 2013 17:01 WIB

Polisi Dalami Dugaan Kekerasan Seksual RS

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Dewi Mardiani
Sebuah spanduk kampanye pencegahan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak terpampang di depan Mapolres Depok, Jawa Barat.
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Sebuah spanduk kampanye pencegahan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak terpampang di depan Mapolres Depok, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus RS (11 tahun) siswi SD kelas lima yang diduga mengalami kekerasan seksual masih dalam proses penyelidikan. Hingga kini Polres Jakarta Timur masih buram mengenai peristiwa itu.

 

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengatakan, pihaknya akan membantu kepolisian untuk menangkap siapa pelakunya.”Kami sudah memberikan segala informasi terkait kasus ini kepada polisi,” kata dia, Jumat (4/1).

 

Hingga kini RS masih dalam kondisi tidak sadarkan diri di ruang perawatan intensif (ICU) RS Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur. Sejak 29 Desember kondisinya terus menurun. Menurut Arist, suhu tubuhnya juga panas antara 39 sampai 40 derajat celcius.

 

Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur, AKBP M Soleh, menyatakan polisi masih buram terkait dengan kasus RS ini. ’’Belum bisa berbuat apa-apa, si anak belum bisa dimintai keterangan dan orang tuanya juga tidak tahu,’’ ujar dia.

 

Jadi, kata dia, hingga kini masih belum dapat disimpulkan itu akibat penyakit atau kejahatan seksual. Tidak ada informasi terkait lokasi kejadian. Namun, pihaknya tetap berusaha mencari informasi mengenai kasus ini.

 

Peristiwa bermula dari orang tua korban curiga karena si anak sering mencuci celana dalamnya sendiri. Ibu si korban pun mendapati adanya flek di celana dalam anaknya. Selain itu RS juga sering menunjukkan emosi negatif, seperti murung dan sedih. Bahkan bobot berat anak itu menurun drastis.

 

Arist menjelaskan, sebelum dibawa ke RS Persahabatan, korban pernah diperiksa di Puskesmas, namun kondisi RS tak kunjung membaik. Hingga si korban kejang-kejang, muntah-muntah dan disertai dengan panas tinggi, akhirnya orang tua RS merujuknya ke RS Persahabatan. Ketika, pihak dokter memeriksa korban diketahui vagina korban mengalami luka parah dan pembengkakan. 

 

Dari teman-teman anaknya, kata S, ayah korban, mengatakan ada seorang guru di sekolahnya yang suka melakukan pelecehan seksual terhadap muridnya. ’’Dia suka mencium-ciumi muridnya,’’ ujar dia. Namun, menurut Arist, informasi ini masih belum diketahui kebenarannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement