REPUBLIKA.CO.ID, ACCRA – Saat ini, Muslim Ghana tengah berjuang untuk memperbaiki taraf kesejahteraannya. Itu dimulai dengan fokus pada perbaikan pendidikan.
Direktur Kependudukan, Ahassan Amadu, mengatakan Ghana tengah berusaha memasuki kelompok negara dengan pendapatan per kapita menengah pada tahun 2015.
Tujuan itu dapat tercapai, apabila buta huruf dapat diberantas.
"Pendidikan formal dan informal meningkatkan modal manusia, meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan memberikan kontribusi untuk pengentasan kemiskinan," ujarnya.
Ia pun meminta orang tua dan guru untuk bekerja tanpa kenal lelah memberikan dukungan material, dan memerhatikan prestasi anak-anak di sekolah.
Direktur Sumber Data Manusia, Departemen Pendidikan Gana, Alhaji Abdulai Yahya, menyerukan umat Islam yang terkategori makmur untuk ambil bagian dalam mendidik generasi muda.
"Rendahnya tingkat pendidikan di kalangan siswa berkaitan dengan studi tentang Bahasa Inggris dan Arab karena jam belajar yang kurang. Guru juga harus bekerja keras dalam hal ini," katanya.
Menurut catatan sejarah, masuknya Islam ke Ghana dimulai pada abad ke-9, melalui para pedagang dari Afrika Utara. Selanjutnya, perkembangan Islam di Ghana dipengaruhi masuknya pedagang Muslim dari suku Hausa.
Kini, populasi Muslim Ghana mencapai 16 persen. Mereka kebanyakan merupakan penganut Sunni. Ada pula yang menganut Syiah. Mereka umumnya merupakan pedagang.
Meski minoritas, keberadaan komunitas Muslim Ghana dihormati agama lainnya. Tak heran, toleransi beragama di negara ini terbilang cukup baik untuk kawasan Afrika Barat.