REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Manajemen klub Persisam Putra Samarinda secara tegas menolak rencana pembentukan timnas PSSI untuk kualifikasi Piala Asia 2015. Pihak Persisam juga menyatakan menolak memberikan izin bagi para pemainnya yang dipanggil PSSI untuk memperkuat timnas.
Presiden Direktur Persisam Putra Samarinda, Harbiansyah Hanafiah di Samarinda, Kamis (10/1) mengatakan, tim Persisam akan memberikan izin bila penanganan timnas sepakbola sudah diambil alih oleh pemerintah dalam hal ini KONI Pusat.
"Kami sudah tahu kualitas pengurus PSSI yang sekarang, kecuali Pemerintah yang punya program baru kami akan melepaskan pemain," jelas Harbiansyah.
Seperti diketahui beberapa pemain Persisam Putra salah satunya M Roby mendapat panggilan PSSI untuk persiapan timnas menuju babak kualifikasi Piala Asia.
Menurut Harbiansyah, logikanya klub yang harus menanggung beban gaji pemain akan merugi bila mengikuti persiapan panjang timnas.
Padahal saat ini hampir semua klub harus pontang-panting untuk menggalang dana demi eksistensi sepakbola di daerahnya masing-masing.
"Kalau timnas ditangani secara serius oleh pemerintah, sudah pasti kami akan berpandangan berbeda, karena demi untuk Republik, namun bila ditangani oleh struktur yang salah, maka sangat percuma saja," katanya.
Disinggung mengenai kemungkinan sangsi yang diberikan , Harbiansyah mengaku tidak menjadi soal, karena keberadaan Liga Super Indonesia sudah dianggap tidak resmi oleh PSSI.
"Mau disangsi, ya disangsi saja, karena kami bukan anggota dari mereka, katanya kami ini dianggap liga tarkam, ya tidak menjadi soal yang penting antusias hiburan untuk masyarakat masih cukup tinggi di Liga Super," jelas Harbiansyah.