Jumat 11 Jan 2013 12:44 WIB

Perundingan Nuklir Iran Macet, Begini Bujukan PBB dan Jerman

Markas PBB di New York (ilustrasi)
Foto: UN.ORG
Markas PBB di New York (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Dibayangi ancaman tindakan militer Israel terhadap Iran, diplomat-diplomat Iran dan internasional dalam beberapa minggu mendatang diperkirakan akan mencoba lagi membuka perundingan mengenai program nuklir Iran setelah macet selama tujuh bulan. Wartawan VOA Al Pessin melaporkan dari London bahwa Iran dan kelompok internasional punya pendirian awal yang sangat bertentangan menjelang perundingan-perundingan itu.

Kedua pihak ingin sebagian besar tuntutan mereka terpenuhi dan hanya menawarkan sedikit imbalan. Meskipun Iran mengatakan program nuklirnya bertujuan damai, ada keprihatinan Iran semakin mendekati pembuatan bom nuklir.

Jadi lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman bermaksud membujuk Iran untuk mengakhiri pengayaan uraniumnya yang mendekati tahap pembuatan senjata dengan imbalan diperingannya sanksi-sanksi ekonomi. Iran ingin sanksi-sanksi itu dicabut sepenuhnya dengan imbalan dari sedikit konsesi mengenai program nuklir itu.

"Satu-satunya prospek bagi semacam terobosan bisa terjadi kalau kita bertemu di tengah-tengah," ujar Shashank Joshi, seorang Peneliti dari Royal United Services Institute di London .

Joshi menambahkan, "Pada dasarnya mensyaratkan pihak Barat untuk menawarkan pencabutan sanksi meskipun jenis sanksi yang terbatas, tidak sepenuhnya mencabut sanksi namun melakukannya secara bertahap, tentu dengan hati-hati dan bisa dibatalkan dan di pihak Iran untuk tidak mengabaikan pengayaan uraniumnya tapi melakukan pembatasan-pembatasan penting mengenai bagaimana dan di mana Iran melakukannya."

Tapi para analis mengatakan para pemimpin politik dari kedua pihak enggan dianggap lemah pada apa yang dianggap sebagai masalah kebanggaan dan keamanan nasional. Kata para pakar, itu artinya kompromi akan sulit dicapai.

sumber : voaindonesia
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement