Rabu 16 Jan 2013 13:29 WIB

Mampukah Pendidikan Agama Redam Tawuran? (1)

Rep: Mohammad Akbar/ Red: Chairul Akhmad
Petugas kepolisian memperlihatkan sejumlah barang bukti senjata tajam yang disita dari pelajar yang melakukan tawuran.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Petugas kepolisian memperlihatkan sejumlah barang bukti senjata tajam yang disita dari pelajar yang melakukan tawuran.

REPUBLIKA.CO.ID, Justru jika diberikan teori lagi, siswa akan kembali jenuh dengan tambahan pelajaran yang relatif lebih membosankan.

Tawuran pelajar ternyata tak hanya melahirkan kontak fisik semata, tapi buntut dari tawuran antarsekolah di tahun lalu itu telah membuat 16 nyawa para pelajar di negeri ini terbuang sia-sia.

Muncul tudingan bahwa fenomena tawuran pelajar menjadi bukti dari kegagalan sistem pendidikan.

Tapi, Menteri Agama Suryadharma Ali merespons cepat. Ia mengusulkan agar adanya penambahan durasi waktu pelajaran agama di sekolah yang kini hanya dua jam dalam sepekan.

Suryadharma berpendapat, pelajaran agama dibutuhkan untuk memberikan pendidikan tata nilai dan moral kepada para siswa. Diharapkannya, perilaku negatif dari para siswa, seperti tawuran, perusakan, dan penggunaan obat-obat terlarang bisa dikurangi.

Hal senada juga disampaikan para anggota DPR di Komisi X yang membidangi masalah agama. Mereka juga mendukung ide penambahan pendidikan agama di sekolah untuk mengurangi tawuran.

Usulan ini ternyata mendapat restu positif dari sejumlah aktivis kampus. Haris Fadhillah, ketua Lembaga Dakwah Kampus Sahabat Muslim Universitas Negeri Jakarta (LDK Salim UNJ), menilai penambahan porsi pada pendidikan agama adalah solusi tepat.

Namun, ia menegaskan, jam pelajaran agama yang ditambah itu sebaiknya menekankan pada pembentukan karakter personal serta membuat semacam sistem mentoring agama di sekolah.

''Di sini diperlukan sistem pelajaran agama dengan bimbingan dari kakak-kakak kelas maupun alumni yang akan menyibukkan siswa dengan hal-hal positif, baik itu di sekolah maupun di luar sekolah,'' ujar Haris.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement