REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Setelah 'menyerang' Jakarta, banjir mendatangi sejumlah daerah. Jumat (18/1), sejumlah wilayah di Kabupaten Subang, Jawa Barat, mulai dikepung banjir.
Banjir datang setelah hujan deras yang turun sepanjang Jumat dini hari (18/1). Akibatnya, ribuan rumah terendam dan aktivitas warga terganggu. Beruntung, belum ada laporan adanya korban jiwa.
Keterangan yang dihimpun Republika, kepungan banjir paling dahsyat terjadi di Desa Pabuaran. Di daerah ini, sedikitnya 1.000 rumah terendam akibat meluapnya sungai-sungai setempat.
Kepala Desa Pabuaran Hilda S mengatakan, banjir di desanya terjadi di sejumlah kampung. Seperti, Kampung Karanglayung blok Oncom, Ciparay, Babakan Buah, Kedung Talang dan Sukahaji. Yang paling parah di Kampung Karanglayung. Ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa.
"Warga yang menjadi korban banjir, sudah dievakuasi ke tempat-tempat penampungan sementara," ujar Hilda.
Banjir di Kecamatan Pabuaran juga melanda Desa Salam Jaya. Terutama di lokasi sepanjang dekat rel kereta api. Penyebabnya, ada saluran sungai yang tersumbat. Rendamannya mencapai 50 centimeter hingga satu meteran. Kemudian, di Desa Siluman.
Ketua Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Subang Jajang Ahmad Muhaimin mengaku kewalahan melakukan evakuasi korban banjir di lima kecamatan tersebut. Pasalnya, personel Tagana yang siap siaga hanya 40 orang. Maka, ia pun menyebarkan para personelnya ke setiap lokasi banjir masing-masing delapan orang.
"Yang paling banyak ke Pabuaran 15 orang," ujar Tatang.
Selain keterbatasan personel, Jajang juga mengeluhkan ihwal keterbatasan kepemilikan perahu karet yang bisa dijadikan alat evakuasi warga. Saat ini, Tagana hanya memiliki seunit perahu karet. Itupun, perahu pinjaman.