REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ahmad Juwaini, Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa
Nabi Muhammad adalah sosok multi dimensi yang menjadi teladan untuk umat manusia. Ia menjadi pribadi paripurna yang segenap manusia dapat mencontoh perilakunya. Dalam sejarah perjalanan hidupnya kita bisa mengambil pelajaran untuk perbaikan hidup kita. Dalam konteks kewirausahaan sosial, Rasulullah saw juga adalah seorang Social Entrepreneur.
Ketika Muhammad melihat keadaan sekelilingnya, beliau mera sa kan ada masalah di tengah masyarakatnya. Permasalahan itu me lingkupi banyak segi kehidupan. Dari mulai kerusakan moral, perbudakan, hegemoni politik dan penguasaan ekonomi oleh segelintir ang gota masyarakat, serta kesenjangan kaya dan miskin yang sa ngat melebar. Penyebab utama banyaknya masalah yang terjadi di tengah-tengah masyarakatnya adalah terjadinya pemujaan manusia kepada manusia dan pemujaan manusia kepada benda (materi) yang melahirkan paganisme.
Ketika menyadari adanya perma salahan di tengah masyarakatnya, Muhammad berusaha menemukan ja waban atas masalah tersebut. Mulailah Muhammad berpikir keras dan merenung panjang. Saat jawaban itu belum ditemukan, Muhammad masih terus menca rinya, sampai akhirnya dia menyepi di Gua Hira. Jawaban itu ak hirnya ditemukan melalui datangnya wahyu dari Tuhan. Sebuah jawaban untuk mulai memberikan solusi atas keadaan yang dialami masyarakat di sekitarnya. Solusi ini merupakan sebuah inovasi baru dalam kehidupan masyarakatnya saat itu—sebuah inovasi yang terbimbing oleh petunjuk wahyu Tuhan.