REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo), menyebut efek dari putusan pailit maskapai penerbangan Batavia Air terhadap perusahaan penjual tiket pesawat sangat besar.
"Ini bagaikan halilintar buat kita," tutur Ketua Bidang Astindo Pauline Suharno saat dihubungi Republika, Rabu (30/1).
Pauline mengatakan, berkaca dari pengalaman pailit maskapai penerbangan macam Adam Air maupun Mandala Airlines, perusahaan penjual tiket menjadi pihak yang paling dirugikan. Sebab, maskapai tentu mengutamakan kewajibannya kepada direksi, karyawan dan lain-lain.
"Agen selalu menjadi kreditur terakhir," keluhnya.
Pauline menjelaskan, deposit perusahaan penjualan tiket yang hangus saat Adam Air dipailitkan tercatat Rp 22 miliar. "Sementara untuk Mandala Airlines sekitar Rp 16 miliar," kata Pauline.
Khusus untuk Batavia, Pauline mengaku belum dapat memperkirakannya. Sebab, laporan dari seluruh perusahaan penjual tiket masih dikumpulkan.
Dalam waktu dekat, Pauline mengatakan Astindo akan menghadap ke Kementerian Perhubungan. Tujuannya agar deposit perusahaan penjualan tiket di Batavia Air dinyatakan terpisah dan bukan bagian dari aset batavia. Sebab, jika dinyatakan termasuk ke dalam aset, maka deposit tersebut akan hangus.