REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu konspirasi yang dilontarkan Presiden Partai Keadilan Sejahtera M Anis Matta dibalik kasus daging sapi impor dinilai malah menjadi blunder.
Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Ari Dwipayana menegaskan, pernyataan tersebut akan merugikan PKS jika pengadilan justru membuktikan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq bersalah.
“Isu yang mereka lontarkan akan menjadi kontraproduktif jika dihadapkan dengan fakta persidangan,” katanya kepada Republika, Ahad, (3/2).
Menurutnya, isu konspirasi memang dapat menjaga soliditas partai. Sehingga, PKS melakukan strategi pembuatan musuh bersama dengan memunculkan isu adanya konspirasi jahat yang berusaha menjatuhkan partai.
Namun, terang Ari, dengan melontarkan isu konspirasi, masyarakat di luar PKS malah akan mempertanyakan sikap PKS. Saat ini publik sudah cukup cerdas dalam melihat masalah korupsi. Isu konspirasi yang dilontarkan tidak akan membuat masyarakat langsung percaya bahwa memang ada pihak jahat yang ingin menjatuhkan PKS.
Seharusnya, tuturnya, PKS sebaiknya melakukan bersih-bersih diri dari kader yang mungkin melakukan korupsi untuk meningkatkan citranya sebagai partai bersih. PKS pun harus berani mencopot kader-kadernya yang mungkin korupsi.
Selain itu, ujar Ari, PKS sebaiknya tidak menyerang KPK. Namun malah memberikan dukungan yang kuat kepada KPK untuk memeriksa tersangka korupsi. “Ini perlu dilakukan untuk menjaga kepercayaan publik bahwa PKS komitmen dalam memberantas korupsi,” ujarnya.
Di dalam berbagai kementerian yang dipimpin oleh kader PKS, terang Ari, seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika yang dipimpin oleh Tifatul Sembiring harus menunjukkan kinerjanya yang bersih dari korupsi.
Kader-kader PKS yang menjabat di DPR juga harus menunjukkan mereka bersikap anti korupsi. “Saat ini PKS lebih baik menunjukkan kinerja nyata melawan korupsi dari pada menebar isu konspirasi,” terangnya