Selasa 05 Feb 2013 00:24 WIB

Dituduh Lalai Pajak, SBY Membantah

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Foto: Antara
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan, keluarganya taat membayar pajak. Karenanya, tidak ada penyimpangan dalam pembayaran iuran kepada negara tersebut.

"Saya prihatin keluarga saya yang bekerja seperti ini dengan harta yang bisa kami pertanggungjawabkan dianggap tidak taat membayar pajak," kata SBY di Jeddah, Senin (4/2), seperti dilaporkan wartawan Republika, Nasihin Masha.

Ia mengaku sudah memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Meski pun, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat tersebut tidak memberikan rincian mengenai pajak yang dibayarkannya. 

"Prosesnya juga akuntabel. Setelah saya isi kewajiban saya, saya minta tolong dicek apa ada yang terlewat? Apa ada yang lebih atau yang kurang. Karena saya tidak ingin ada satu rupiah yang kurang," lanjut dia.

Sebagai pejabat negara, ucap SBY, ia telah melaporkan seluruh harta kekayaan yang dimilikinya sesuai aturan. Termasuk juga memperbaharui informasi mengenai harta yang dimiliki. 

Baik itu sebelum menjadi presiden mau pun saat menjadi orang nomor satu di Tanah Air. Hal sama juga dilakukan anak-anaknya, yaitu Mayor Infranteri Agus Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono.  

"Istri Agus, Anisa karena sebelum menikah punya penghasilan sendiri, misalnya sebagai presenter dan foto model, juga punya kewajiban membayar pajak terpisah dari yang dibayarkan suaminya Agus," tutur dia. 

Baik Agus dan Anisa, lanjut dia, dipastikan membayar pajak bahkan sudah diverifikasi Ditjen Pajak. 

Ia pun meminta agar jangan ada pihak yang mudah curiga dan menuduh sembarang. "Mari kita junjung tinggi kebenaran dan keadilan. Itu penjelasan saya yang sah," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement