REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Tersangka kasus dugaan suap impor sapi Ahmad Fathanah, ternyata sudah lama membuat jengkel sejumlah kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulawesi Selatan (Sulsel).
Pengakuan tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Dewan Syariah PKS Sulsel Jafar Sodding. Jafar menceritakan, pernah dalam suatu acara, mantan presiden PKS, Lutfhi Hasan Ishaaq, berkunjung ke Sulsel.
Ketika itu, Ahmad Fathanah tiba-tiba muncul dan menunjukkan kedekatannya kepada Luthfi. ‘’Teman-teman di sini agak jengkel sebetulnya, dia itu siapa. Teman-teman datang menjemput, tapi dia menunjukkan sikap 'sok akrab' kepada pimpinan kami,’’ ujar Jafar, Selasa (5/2).
Apalagi, kata Jafar, kedatangan Luthfi atas undangan pengurus DPW PKS. Meski sudah lupa forum apa kedatangan Lutfi itu, Jafar mengatakan, persitiwa itu belum terlalu lama. Kejadiannya, kata dia, sekitar tahun lalu.
Jafar tidak tahu pasti kedekatan Fathanah dengan Luthfi seperti apa. Hanya, sifat AF yang menempel Luthfi tanpa melihat-lihat situasi, menjengkelkan kader PKS di daerah itu. "Ini orang kita tidak kenal, baru nongol, sikapnya seperti itu,’’ ujarnya.
Menurut dia, ketika peristiwa itu terjadi, tak banyak yang tahu siapa sosok Ahmad Fathanah. Jafar mengatakan, nanti setelah berita kasus dugaan suap daging sapi impor yang melibatkan presiden PKS merebak, barulah mereka menyadari Ahmad Fathanahlah orang yang selama ini memepet Luthfi.
Kejengkelan lainnya juga diungkap pengurus PKS lainnya yang enggan disebut namanya. Sampai urusan penginapan pun, Fathanah pernah melangkahi pengurus PKS wilayah ini. Menurut dia, dalam suatu kegiatan, pengurus sudah menyiapkan hotel tempat Luthfi seharusnya menginap. Namun entah bagaimana, tiba-tiba sang presiden PKS itu berpindah hotel yang ditunjukkan oleh Fathanah.
Dia mengatakan, pada 2010 lalu, Lutfhi pernah ke Makassar atas undangan pegurus partai. Lalu, di sela-sela acara, Fathanah tiba-tiba muncul dan mengajak Luthi menghadiri acara yang dihelat oleh Fathanah. ‘’Kalau tidak salah ada acara reuni IMMIM,’’ ujarnya.
Ahmad Fathanah adalah putra kedelapan dari 10 bersaudra, pendiri pondok pesantren modern Ikatan Masjid Mushallah Indonesia Muttahidah (IMMIM). Ayahnya, KH Fadeli Luran, adalah ulama yang disegani di Sulawesi Selatan dan mendirikan pesantren tersebut sejak 1975.