REPUBLIKA.CO.ID, Masyarakat yang pertama kali menggunakan aspal dalam skala besar adalah para pemukim awal di sepanjang sungai di selatan Mesopotamia.
Bangsa Sumeria menyebutnya esir. Bangsa Akkadia menyebutnya iddu. Sedangkan Arab mengenalnya dengan sayali, zift atau qar. Kita menyebutnya aspal.
Jika menyebut cairan kental yang satu ini, aroma jalanan yang baru diaspal langsung terbayang. Aspal adalah produk minyak bumi pertama yang digunakan oleh umat manusia.
Ribuan tahun sebelum peradaban pertama di Sumeria, substansi yang kita sebut aspal ini telah terkenal sebagai perekat. Beberapa abad kemudian, aspal juga ditemukan di salah satu keajaiban dunia, Menara Babel.
Di Mesir, aspal digunakan untuk mengawetkan mumi. Dan ribuan tahun kemudian, dengan kedatangan Islam, dokter Muslim mulai meresepkannya untuk penyakit kulit dan luka.
Pada zaman kuno, aspal menjadi monopoli bangsa Mesopotamia. Yang pasti, di sepanjang pantai timur Laut Mati dan di Persia, aspal telah dieksploitasi sejak zaman awal. Namun, tidak ada yang mengeksploitasi aspal lebih baik dibandingkan Mesopotamia. [berita selengkapnya, baca: Harian Republika edisi Jumat (8/2)].