REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kelompok oposisi dilaporkan merebut bendungan terbesar di Suriah yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air. Itu merupakan fasilitas strategis yang dinilai akan merugikan pemerintah.
Oposisi mengatakan pertempuran terjadi di dekat pintu masuk dan keluar bendungan di Provinsi Raqa. Dalam sebuah laporan, bendungan yang berada di Sungai Efrat di sisi utara negara masih beroperasi.
Presiden Suriah, Bashar al-Assad menegaskan dia tidak akan mundur meski banyak tekanan.
"Suriah akan tetap menjadi denyut nadi dunia Arab dan tidak akan menyerah dengan prinsipnya. Meskipun ada tekanan intensif dan rencana macam-macam yang tidak hanya menarget Suriah, tapi semua negara Arab, " ungkap dia seperti dikuti kantor berita Sana.