Kamis 14 Feb 2013 14:20 WIB

Tak Hadiri Paripurna DPR, Ibas Memohon Maaf

 Anggota FPD Edhie Baskoro Yudhoyono bersama Ketua Fraksi Partai demokrat (FPD) Nurhayati Assegaf (kanan), usai menyatakan mundur sebagai anggota DPR di Kompleks Parlemen Senayan, , Jakarta, Kamis (14/2). (Republika/ Tahta Aidilla)
Anggota FPD Edhie Baskoro Yudhoyono bersama Ketua Fraksi Partai demokrat (FPD) Nurhayati Assegaf (kanan), usai menyatakan mundur sebagai anggota DPR di Kompleks Parlemen Senayan, , Jakarta, Kamis (14/2). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menyatakan dirinya sudah menandatangani daftar hadir rapat paripurna DPR RI, tapi tidak bisa mengikuti rapat karena harus menyelesaikan tugas-tugas sebagai Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat.

"Partai Demokrat akan menyelenggarakan Rapimnas (rapat pimpinan nasional) pada Minggu, 17 Februari atau tiga hari mendatang. Berhubung ada tugas dan pekerjaan mendesak, sebagai Sekjen saya harus menjalani tugas-tugas tersebut," kata Edhie Baskoro Yudhoyono di ruang Fraksi Partai Demokrat DPR RI, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.

Pada kesempatan tersebut, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas didampingi oleh Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Nurhayati Assegaf.

Menurut Ibas, karena banyaknya tugas-tugas yang penting dan mendesak, sehingga dia tidak bisa mengikuti rapat paripurna pada Salasa (12/2) yang mengagendakan pengesahaan RUU tentang Tindak Pidana Penadaan Terorisme.

"Atas kekeliruan dan kekhilafan tersebut, saya mohon maaf kepada pimpinan DPR RI dan pimpinan Fraksi Partai Demoktrat DPR RI," ucapnya.

Putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini menjelaskan, secara terus terang dia mengakui sedang menghadapi persoalan berat, khususnya terkait dengan penyelamatan Partai Demokrat yang elektabilitasnya merosot tajam.

Sebagai Sekjen Partai Demokrat, Ibas terpanggil untuk turut bertanggung jawab dan berusaha keras melakukan langkah-langkah penyelamatan, membantu tugas-tugas Ketua Majelis Tinggi dan Ketua Umum Partai Demokrat dalam melakukan penataan, penertiban, dan konsolidasi, yang menjadi prioritas penyelamatan Partai Demokrat saat ini.

"Saya menyadari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat tentu tidak mungkin terus-menerus mengambil waktu khusus untuk memimpin langkah-langkah penyelematan Partai Demokrat," ujarnya.

Menurut dia, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Presiden Republik Indonesia, tentu akan lebih memperioritaskan tugas-tugasnya sebagai kepala negara dan presiden.

Di sisi lain, kata Ibas, dia juga sedang menghadapi keluarga, karena putranya Airlangga sedang dirawat di RS Cipto Mangun Kusumo, Jakarta.

"Rencananya, besok akan dilakukan tindakan medis atau operasi, karena mengalami gangguan pencernaan," tuturnya.

Karena banyaknya tugas-tugas berat yang harus dijalani, sehingga Ibas menyatakan mengundurkan diri sebagai anggota DPR RI terhitung mulai Kamis ini.

Anggota Komisi I DPR RI ini menambahkan, dirinya akan menyampaikan surat pengunduran dirinya kepada Ketua DPR RI Marzuki Alie, Ketua Umum Partai Demkokrat, Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Assegaf, serta Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement