REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Gadjah Mada, Ary Dwipayana menyatakan rakyat membutuhkan figur alternatif untuk dijadikan pemimpin.
Dalam konteks ini, Ary menyatakan perlunya menyajikan kandidat calon presiden dan calon wakil presiden yang beragam ke masyarakat.
“Kalau pilihannya banyak semakin baik,” kata Ary, Jumat (15/2).
Sayangnya hal itu masih terganjal penetapan presidential threshold 20 persen. Ary mengatakan PT 20 persen memasung harapan masyarakat untuk memilih capres alternatif. Sebab kandidat capres dan cawapres hanya dimonopoli partai-partai besar dengan perolehan suara legislatif yang signifikan.
“Dalam konteks presidential thereshold capres alternatif masih jauh dari harapan,” ujarnya.