REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Sedikitnya 11 kecamatan di Bojonegoro, Jawa Timur, terendam banjir akibat luapan Bengawan Solo di Bojonegoro semakin meluas. Ketinggian air pada papan duga di Bojonegoro 15,25 meter (siaga III) pada Ahad pukul 06.00 WIB.
"Banjir Bengawan Solo mulai merendam pemukiman warga dan areal pertanian di sejumlah kecamatan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Kasiyanto, Minggu.
Ia menyebutkan wilayah yang terendam air banjir luapan Bengawan Solo itu meliputi 59 desa di 11 kecamatan. Beberapa di antaranya di Kecamatan Kalitidu, Trucuk, Kota, Dander, Balen dan Baureno.
Di daerah genangan, air banjir merendam sedikitnya 1.461 rumah dan jalan desa sepanjang 29.800 meter. Luapan Bengawan Solo juga merendam 1.725 hektare tanaman padi yang usianya baru mulai tanam hingga 50 hari.
"Sesuai laporan dari petugas kecamatan, belum ada warga yang mengungsi,'' katanya. ''Tapi, Minggu pagi ini kami menerima laporan dari warga di Desa Ngulanan, Kecamatan Dander, yang membutuhkan perahu karet untuk mengevakuasi anak-anak yang rumahnya di daerah genangan banjir."
Selain itu, jelas dia, tanggul kanan Bengawan Solo di Desa Ngrape, Kecamatan Kanor, mengalami penurunan, sehingga ketinggian air Bengawan Solo hanya tinggal sekitar 30 centimeter dari tinggi tanggul
Menurut dia, tanggul di Grape itu diusahakan diamankan dengan cara memasang karung plastik yang diisi pasir atau tanah agar air tidak melimpas.
"Peralatan berat juga sudah dikirim ke lokasi tanggul Grape. Kalau tanggul di daerah setempat jebol, itu akan merendam pemukiman warga dan areal pertanian di sejumlah desa di Kecamatan Kanor," jelas dia.