REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia berupaya mengurangi selisih perdagangan dengan Swiss. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustami mengatakan Indonesia akan berpartisipasi dalam pameran yang diselenggarakan di Swiss untuk meningkatkan promosi sekaligus mencari pasar.
“Paviliun Indonesia mendapat kesempatan untuk memperkenalkan lebih jauh potensi besar produk, budaya, kuliner, serta peluang investasi kepada masyarakat Swiss,” ujar dia dalam jumpa pers, Rabu (20/2).
Pameran ini akan diselenggarakan pada 22 Februari - 3 Maret 2013 di Exhibition Centre Basel (Messe Bassel), Basel, Swiss. Indonesia, kata dia akan menampilkan produk furnitur, dekorasi rumah, kerajinan tangan, fesyen, pertunjukan kebudayaan, workshop membatik, menganyam bambu, tarian tradisional, kuliner Indonesia dalam pameran itu.
“Keikutsertaan Indonesia pada pameran ini merupakan salah satu faktor untuk mengurangi defisit perdagangan Indonesia dengan memperluas pasar ke Swiss dan negara-negara sekitarnya,” imbuh Gusmardi.
Direktur Pengembangan Promosi dan Citra Kemendag, Pradnyawati mengatakan, secara khusus, Indonesia juga akan menampilkan potensi dan keunggulan Jawa Timur dalam pameran tersebut.
“Dengan adanya promosi ini, diharapkan potensi daerah akan lebih dikenal secara luas dan pada akhirnya dapat mengembangkan perekonomian Jawa Timur,” ujar Pradnyawati , Rabu (20/02).
Ia optimis pameran akan mengangkat nation branding Indonesia di mata masyarakat Swiss. Swiss, kata dia merupakan negara dengan pendapatan domestik bruto perkapita nomor 15 dunia. Penghasilan per kapitanya mencapai sebesar 43,4 ribu dolar AS.
Neraca perdagangan Indonesia dengan Swiss dalam lima tahun terakhir selalu mengalami defisit. Sejak tahun 2008 hingga 2012, defisit perdagangan Indonesia dengan Swiss terus meningkat.
Pada 2008, Indonesia mengalami defisit perdagangan 141,1 juta dolar AS. Indonesia mengekspor 421,3 juta dolar AS, sementara nilai impor dari Swiss 562,5 juta dolar AS. Defisit perdagangan semakin melebar pada tahun 2009 hingga sekarang.
Pada 2009, Indonesia defisit 259,1 juta dolar AS. Pada 2010, defisit Indonesia meningkat menjadi 293,7 juta dolar AS. Pada 2011, angka defisitnya mencapai 500,2 juta dolar AS.
Pada bulan Januari-Oktober 2012, Indonesia mengalami defisit perdagangan hingga 417,2 juta dolar AS. Sedangkan, pada periode yang sama tahun 2011, defisit perdagangan Indonesia hanya 368,1 juta dolar AS.