REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Raksasa alumunium Rusia, Rusal, Senin (4/3) waktu setempat melaporkan kerugian bersih sebesar 55 juta dolar AS untuk 2012. Perusahaan yang berbasis di Moskow itu menyatakan akan mengurangi produksi menyusul melemahnya permintaan dan harga logam yang menurun.
Produsen aluminium terbesar di dunia itu memasuki garis merah untuk tahun fiskal yang berakhir 31 Desember 2012, dibandingkan dengan perolehan laba bersih tahun 2011 yang mencapai 237 juta dolar AS. Sementara pendapatan turun 11,4 persen menjadi 10,89 miliar AS.
CEO Rusal Oleg Deripaska mengatakan, untuk tahun 2013 perusahaan tetap akan menghadapi tantangan. Perusahaan yang sudah tercatat di bursa Hong Kong ini memperkirakan konsumsi aluminium global akan naik enam persen menjadi 47,4 juta ton dan harga aluminium turun 15,7 persen karena sentimen negatif investor.
"Kondisi pasar yang tidak menguntungkan dan lebih rendah LME (London Metal Exchange) harga pasti berdampak pada hasil operasi perusahaan," tambahnya.
Rusal mengatakan pihaknya akan mengurangi sekitar 300 ribu ton kapasitas produksi aluminium pada smelter aluminium kurang efisien di perusahaan itu pada akhir 2013 untuk meningkatkan efisiensi. Harga aluminium, yang digunakan dalam industri termasuk otomotif dan konstruksi, diperdagangkan sekitar 1.975 dolar AS per ton di London Metal Exchange, turun 15,2 persen dari tahun lalu.
Rusal mengatakan mereka memperkirakan pasar aluminium global akan seimbang tahun ini, dengan pertumbuhan yang akan dipimpin oleh Cina dan India, karena konsumsi primer aluminium global diperkirakan akan tumbuh 6 persen menjadi 50 juta ton tahun ini.
"(Rusal) mengharapkan bahwa ketidakpastian yang terlihat pada 2012, yaitu saat krisis keuangan zona euro dan perlambatan pertumbuhan Cina, akan menurun 2013," kata perusahaan itu.
Pengumuman ini muncul setelah para penyelidik Rusia pekan lalu mengatakan mereka mencari kantor Rusal Moskow sebagai bagian dari penyelidikan dugaan pelanggaran pajak. Harga saham Rusal merosot 2,98 persen menjadi 4,24 dolar Hong Kong (0,55 dolar AS) di bursa Hong Kong pada Selasa (5/3) siang.