REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Kereta Api Commuter Jabodetabek (KCJ) akan menambah kereta rel listrik (KRL) sebanyak 180 unit. Kereta yang akan didatangkan itu merupakan kereta bekas asal Jepang.

Direktur Utama PT KCJ, Tri Handoyo, mengaku lebih memilih menggunakan kereta bekas karena harganya yang jauh lebih murah. Dengan demikian, kata dia, tidak akan terjadi kenaikan tarif yang pasti akan memberatkan penumpang. 

"Supaya tarifnya tidak berubah. KRL yang ada sekarang tetap terpakai, yang baru kita tambah perjalanannya," ujarnya dalam acara 'Penjelasan Grafik Perjalanan Kereta Api' di gedung Jakarta Railways Center, Jakarta, Kamis (7/3). 

Menurut Tri, KRL baru, tapi bekas itu akan didatangkan secara bertahap mulai Juli 2013. Namun, kata dia, kereta itu tidak bisa langsung digunakan karena harus dilakukan perakitan dan disertifikasi oleh Ditjen Perkeretaapian.

Dengan bertambahnya jumlah KRL, ujarnya, otomatis perjalanan KRL pun akan meningkat sekitar 20 persen. Menurut Tri, pada 2011 lalu hanya ada 514 perjalanan KRL.

Tahun 2013 ini, kata dia, meningkat menjadi 533 perjalanan. Dengan demikian, dia mengharapkan juga terjadi peningkatan pada jumlah penumpang. "Saat ini jumlah penumpang per hari ada 200 ribuan, kita inginnya tahun 2013 ini menjadi 500 ribuan." 

Tri menambahkan, jarak waktu antara satu KRL dan KRL lainnya juga akan menjadi lebih cepat, yang semula 15 menit menjadi tujuh menit.

Selain itu, kata dia, dengan adanya penambahan perjalanan, KRL bisa beroperasi lebih lama. Contohnya, pada KRL jurusan Bogor yang mulanya beroperasi terakhir pukul 22.30, menjadi pukul 00.30 mulai 1 April mendatang.

Ikuti Whatsapp Channel Republika