Kamis 07 Mar 2013 23:46 WIB

Hasyim: Ekstrim Kiri Disikapi Lunak, Ekstrim Kanan dengan Senjata

Hasyim Muzadi
Hasyim Muzadi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menilai penyelenggara negara kurang adil dalam menyikapi kelompok ekstrem yang sama-sama membahayakan Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Ekstrem kanan dihadapi dengan senjata, pada saat yang sama ektrem kiri, sisa komunis dan islamopobhia, dihadapi dengan sangat lunak karena berhasil mengendarai HAM," kata Hasyim di Jakarta, Kamis.

Padahal, kata Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS) itu, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri sama-sama berbahaya. "Ekstrem kanan dan ekstrem kiri sangat berbahaya untuk Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," kata Hasyim.

Ia lantas mencontohkan gerakan ekstrem kiri yang berupaya membalik sejarah tentang G 30 S/PKI yang dinilainya bertentangan dengan fakta sejarah keselamatan NKRI dengan memanfaatkan isu HAM dan demokrasi.

Padahal, kata Hasyim, demokrasi Indonesia pascaperang dingin sangat dipengaruhi Barat yang telah bertoleransi dengan ekstrem kiri, bukan lagi demokrasi yang dilandasi nilai-nilai luhur Pancasila. "UUD 45 pascaempat kali amandemen sendiri tidak sepenuhnya menganut nilai luhur Pancasila," katanya.

Oleh karena itu, Hasyim mengimbau umat Islam Islam di Indonesia, termasuk sejumlah ormas Islam yang belakangan ini menuntut pembubaran Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri karena menilai kesatuan itu banyak melanggar HAM di dalam menjalankan tugasnya, supaya berhati-hati.

"Kaum Muslimin di Indonesia harus berhati-hati dan bersatu. Jangan terjebak pada tindakan kekerasan," katanya. Hasyim juga berharap pemilihan umum dan pemilihan presiden pada 2014 mampu melahirkan pemimpin bangsa yang Pancasilais.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement