Jumat 08 Mar 2013 21:45 WIB

Tim Tangani Keterlambatan Tunjuangan Guru akan Dibentuk

Rep: Fenny Melisa/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Pemerintah akan membentuk tim bersama guna menindaklanjuti keterlambatan penyaluran tunjangan guru periode 2012. Pembentukan tim tersebut demi mencari solusi agar penyaluran dana-dana seperti ini tidak terhambat lagi dan jelas akuntabilitasnya.

 

“Telah dibahas bersama KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Agama. Masing-masing kementerian akan mengusulkan dua orang untuk dibentuk tim bersama,” kata Inspektur Jenderal Kemendikbud Haryono Umar di sela-sela pelantikan pejabat di Kemendikbud, Jakarta, Jumat (8/3/2013).

 

Haryono mengungkapkan, pada 1 Juli 2012 telah ditransfer sebanyak Rp 40 triliun dana tunjangan guru dari Kementerian Keuangan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Dari jumlah tersebut, kata dia, yang tersalurkan baru sebanyak Rp 30 triliun. “Artinya, masih ada Rp 10 triliun yang belum disalurkan dan itu adanya di pemerintah daerah,” katanya.

 

Atas temuan tersebut pihaknya kemudian melaporkan ke KPK. Dia ingin mengetahui lebih lanjut keberadaan uang tersebut dan konsekuensinya termasuk bunga dan lainnya. “Kami tidak punya kewenangan. Karena kewenangan tersebut ada di inspektorat daerah,” katanya.

 

Haryono mengungkapkan sebanyak Rp 10 triliun dana tunjangan guru yang belum disalurkan tersebut sebagian besar mengendap dan jumlahnya besar ada di provinsi-provinsi di Pulau Jawa. Malah,  kata dia, ada kabupaten kota yang belum menyalurkannya.

“Oleh karena itu, kita bawa ke KPK karena kita tidak punya kewenangan. Yang penting upaya pencegahan dilakukan, tapi kalau dibiarkan bisa jadi masalah,” katanya.

 

Haryono menjelaskan, Itjen Kemdikbud telah melakukan audit investigasi terhadap tunjangan guru dan dana alokasi khusus (DAK) di 10 provinsi. Dari audit tersebut, kata dia, ditemukan anggaran yang dipotong, diendapkan, dan DAK yang bermasalah. “Memang kita mendapatkan kondisi yang seperti itu,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement