REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Ulasan tragedi 'Fatal Verona' menghiasi halaman-halaman surat kabar Italia pada pekan ke-28 Serie A Liga Italia. Istilah klasik itu kembali menjadi buah bibir pascakekalahan Napoli oleh Chievo di Stadion Marc'Antonio Bentegodi pada Ahad (10/3) lalu.
Episode pertama tragedi Fatal Verona terjadi pada musim 1972-1973. Ketika itu AC Milan dan Juventus tengah bersaing ketat memperebutkan mahkota scudetto. Milan berada di atas angin karena unggul dua poin hingga musim tinggal menyisakan satu laga.
Tapi, gelar juara Milan lepas dari genggaman kala ditumbangkan Verona 5-3 di pekan terakhir. Di saat yang sama, Juve mengalahkan AS Roma dan keluar sebagai kampiun.
Tragedi Fatal Verona kembali terjadi di musim 1989-1990. Pada jilid yang kedua ini, persaingan sengit melibatkan Milan dan Napoli. Di pekan-pekan akhir musim, Milan takluk 2-1 oleh Verona yang akhirnya terdegradasi ke Serie B.
Napoli yang saat itu diperkuat pemain legendaris Diego Maradona mampu mempertahankan keunggulan dua poin hingga pekan terakhir.
Musim ini, Verona memang masih berkutat di Serie B. Tapi, Stadion Marc'Antonio Bentegodi tetap menjadi kuburan bagi tim kandidat scudetto oleh tim sekotanya yakni Chievo. Napoli besutan Walter Mazzarri datang ke stadion berkapasitas 12 ribu penonton ini dengan ambisi menjaga defisit enam poin dari pemuncak klasemen Juventus.
Tapi, Mazzarri harus menelan pil pahit di akhir laga. Dua gol dari Boukary Drame dan Cyril Thereau di babak pertama membuyarkan ambisi Il Partenopei. Edinson Cavani dan kawan-kawan tak mampu membalas gol meski telah mendapat hadiah penalti. Cavani gagal mengeksekusi penalti di menit ke-59.
Ini adalah kekalahan pertama Napoli sejak Desember tahun lalu. Dengan kekalahan ini, peluang Napoli menuju scudetto kian tipis. Selisih angka kini melebar menjadi sembilan poin karena pada saat bersamaan Juventus sukses membekuk Catania 1-0.
Mazzarri pun tak bisa menyembunyikan rasa frustasinya. "Kami tak pernah beruntung di Verona. Chievo sungguh merupakan momok bagi kami karena kami tak pernah menang di kandang mereka selama tiga tahun," kata Mazzarri mengomentari kekalahan ketiga beruntun timnya di Marc'Antonio Bentegodi seperti dilansir laman resmi klub.
Meski kalah, Mazzarri mengaku belum menyerah dalam perburuan scudetto. Dengan sepuluh pertandingan tersisa, segala sesuatu masih bisa terjadi.
"Kami harus bangkit dan memulai dari awal lagi. Kami masih di posisi dua dan unggul dua poin dari Milan," imbuhnya.