REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penolakan terhadap wacana penolakan Wasekjen Partai Demokrat Saan Mustopa menajadi ketua umum dinilai akan kontraproduktif terhadap soliditas internal. Karena, itu akan membenarkan asumsi publik kalau majelis tinggi takut dengan para loyalis Anas Urbaningrum di Demokrat.
"Majelis tinggi mestinya tidak usah khawatir," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, Kamis (14/3).
Ia menambahkan, kesan kalau Saan merupakan loyalis Anas memang sulit dihindari. Karena Saan pernah menjadi tim sukses Anas di kongres Partai Demokrat 2010.
Bahkan, imbuh Qodari, kabarnya Saan juga menjadi tim sukses Anas saat maju menjadi ketua umum PB HMI. Dalam berbagai peristiwa yang dialami Anas pun Saan hampir selalu dipastikan ada di sisinya.
"Cuma pertanyaanya, Saan benar maju atau tidak," kata Qodari.
Kalkulasi Qodari, Saan tidak akan benar-benar maju menjadi calon ketua umum Partai Demokrat. Kemungkinan besar Saan akan berkoalisi memenangkan salah satu faksi yang berkomitmen mengamankan gerbong Anas di Demokrat.
"Kemungkinannya dia koalisi ke salah satu calon," tuturnya.
Menurutnya, kecilnya kemungkinan Saan akan maju menjadi calon ketua umum tak lepas dari daya tariknya yang tidak sebesar Anas. Secara pengalaman organisasi, Anas pernah menjadi ketua umum PB HMI dan memiliki jaringan komunikasi politik yang luas.
"Daya tarik Saan tidak sebesar Anas," ujar Qodari.
Di sisi lain, lanjutnya, dalam situasi saat ini tentu akan lebih elegan bagi faksi Anas bila tidak menargetkan kursi ketua umum. "Karena kubu Anas sedang menjadi sorotan. Lebih elegan kalau targetnya bukan ketum tapi lebih ke mempertahankan gerbong Anas lewat koalisi," katanya.