REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Ayah dari seorang remaja Irak yang diduga dibunuh saat ditahan tentara Inggris selama perang Irak, mengatakan telah melihat mayat dengan mata dicabut dan hidung hilang.
Mizal Karim Al-Sweady mengatakan tubuh anaknya, Hamid (19 tahun), terlihat bekas disiksa. Dia mengatakan hanya melihat satu tubuh dengan mata hilang dan hidung patah.
Huffington Post melaporkan penyelidikan di pusat kota London mendengar ada perbedaan pernyataan Al-Sweady yang diberikan kepada polisi Irak dan Polisi Militer Kerajaan.
Permintaan penyelidikan datang setelah ada klaim tentara Inggris menyiksa dan membunuh warga Irak pada Mei 2004. Dikatakan warga Irak dibunuh di kamp Abu Naji dan lima orang diduga disiksa.
Klaim tersebut dibantah Kementrian Pertahanan Inggris. Mereka menyatakan orang-orang mati dalam pertempuran. Hamid merupakan salah satu tahan yang tewas. Ayahnya kemudian menjadi saksi pertama dari 15 saksi yang akan didatangkan ke Inggris untuk penyelidikan.
Al-Sweady mengatakan kepada penyelidik dia mencari anaknya dengan melihat kantong mayat. Anaknya mengalami luka tembak di leher dan kulit seperti terbakar. Dia juga menggambarkan ada berbagai cedera yang dialami tahanan.
"Saya melihat kombinasi cedera seperti mata hilang, lidah dipotong, hidung dipotong, gigi dicabut, mayat dimutilasi dan berlumuran darah," katanya.