REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG--Universitas Negeri Semarang menyatakan penganugerahan gelar doktor honoris causa (HC) kepada Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan tidak terkait dengan Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2013.
"Ini (pengusulan doktor HC, red.) sudah sekian bulan yang lalu. 'Ojo' kemudian dikait-kaitkan (Pilgub Jateng). Saya tidak 'kayak gitu'" kata Rektor Unnes Prof Sudijono Sastroatmodjo di Semarang, Rabu.
Pernyataan ini disampaikan Sudijono berkaitan dengan posisinya yang kini juga menjadi bakal calon wakil gubernur mendampingi Gubernur Bibit Waluyo pada Pilgub Jateng 2013 yang diusung tiga partai politik.
Zulkifli Hasan adalah menteri dari PAN, sekaligus menjabat sebagai ketua DPP partai tersebut yang turut mengusung pasangan Bibit-Sudijono dalam Pilgub Jateng 2013, selain Partai Demokrat dan Partai Golkar.
"Saya tidak mau ini dikait-kaitkan. Sebab, sudah jelas aturan mainnya. Sebelah ini, saya ini, sementara perkara pilgub sebelah ini lagi," katanya, seraya mengatakan proses pengusulan doktor HC itu sudah sejak 2012.
Secara normatif, kata dia, penganugerahan gelar kehormatan dipayungi Peraturan Pemerintah Nomor 43/1980 dan dijalankan atas dasar Peraturan Rektor Unnes Nomor 23/2009 tentang Pedoman Pemberian Gelar Doktor HC.
Karena itu, kata dia, penganugerahan gelar doktor HC bukan sebuah proses yang tiba-tiba, melainkan melalui tahapan yang relatif panjang, dimulai dari pengusulan oleh Program Studi Manajemen Pendidikan Unnes.
Proses awal penganugerahan doktor kehormatan HC, kata dia, didahului pembentukan tim promotor, pengkajian karya ilmiah oleh tim promotor, dan penyampaian hasil kajian tim kepada senat universitas.
"Setelah melalui proses yang panjang itulah, pada hari ini (20/3) akhirnya Unnes memberikan gelar akademik kehormatan, yakni doktor HC pada Zulkifli Hasan yang menjabat Menteri Kehutanan," katanya.
Ia mengatakan Zulkifli sejak menjabat sebagai Menteri kehutanan telah melakukan sejumlah terobosan penting dan mendasar bagi dunia kehutanan Indonesia yang sejalan dengan semangat konservasi Unnes.
"Tentu menjadi ironi jika kontribusi, darma bakti, dan kesamaan pandangan beliau dengan visi universitas konservasi luput dari apresiasi. Karena itu, kami merasa terpanggil memberikan gelar kehormatan," kata Sudijono.