REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gedung Sekretariat Negara (Setneg) lantai 3 terbakar pukul 16:50 WIB, Kamis (21/3). Sekretaris Mensesneg Lambok V Nahattands mengatakan, kalau dilihat dari ruang sidang yang terbakar, banyak bahan-bahan yang mudah terbakar. "Ada gorden segala macam, katanya.
Sebelum datang mobil pemadam kebakaran, kata dia, semua upaya sudah dilakukan untuk mencegah api membesar. Sehingga, semuanya berfungsi dalam melakukan antisipasi untuk melokalisasi kebakaran. Tapi dengan cepatnya api merembet karena banyak bahan yang mudah terbakar, api tetap menyebar. Meski pun datangnya modil pemadam kebakaran dari Kementerian Sekretaris Negara dan Pemprov DKI Jakarta, dengan cepat kebakaran sukses dilokalisasi.
Ditanya, mengapa hydrant tidak dibuka, Lambok menjelaskan, sebenarnya semua peralatan kesiapan secara berkala diperiksa. "Justru karena ini (hydrant). Kalau itu tidak bisa difungsikan, mungkin gedung ini semua terbakar."
Lambok menegaskan, dalam kebakaran itu tidak ada dokumen yang terkena percikan api. Pengamanan dokumen, sambungnya, sesuai instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang memerintahkan supaya memulai langkah pengamanan dan pemadamannya. Termasuk mengamankan dokumen. Karena mendapat amanat, pertama mengamankan manusia, kemudian amankan dokumen maka semua dokumen selamat.
"Saya sudah katakan, semua dokumen aman, tidak ada yang hancur, terbakar, dan tercecer," katanya.