REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Kementerian Agama Kabupaten Karawang mendata, sekitar 80 persen pondok pesantren (Ponpes) dalam kondisi tidak layak.
Salah satu indikatornya, Ponpes tersebut tak memiliki ruangan dan tempat tidur santri yang memadai. Untuk mengantisipasinya, perlu ada bantuan khusus bagi Ponpes tersebut. Salah satunya, pembangunan rumah susun nawa bagi para santrinya.
"Ponpes di Karawang mayoritas masih memprihantinkan," ujar Kepala Kantor Kementerian Agama Karawang, Edi Yusuf, kepada Republika, Ahad (24/3).
Edi menyebutkan, jumlah Ponpes yang ada di wilayah ini, mencapai 393 unit. Dari jumlah tersebut, 376 di antaranya masih aktif. Dari yang aktif inilah, 80 persennya dalam kondisi tak layak huni. Menurutnya, lembaga pendidikan agama tersebut belum mampu berkembang karena keterbatasan anggaran.
Begitu pula dengan 17 ponpes sisanya yang sudah tidak aktif lagi. Mereka kalah bersaing dengan lembaga lainnya dan harus gulung tikar. Sebab, minat santri untuk menuntut ilmu agama di lembaga tersebut sangat rendah.
Pada tahun ini, lanjut Edi, pemerintah pusat melalui Kemenpera, akan membangun Rusunawa di sejumlah daerah. Dari 376 ponpes yang ada, tiga di antaranya mengusulkan untuk mendapatkan bantuan tersebut.
Para pengurus ketiga ponpes itu, kabarnya sudah mengajukan bantuan itu. Akan tetapi, pengajuannya langsung ke pusat. Tak melalui Kemenag Karawang.
Pihaknya sangat setuju dengan usulan tersebut. Mengingat, selama ini para santri harus hidup di tempat yang tak layak. Banyak santri yang tidak memiliki tempat tidur. Mereka, harus tidur di masjid dan majelis.
Bila ada Rusunawa, para santri itu bisa memiliki kamar yang representatif. Selain itu, mereka bisa tidur dengan beralaskan karpet atau kasus busa. Tidak seperti saat ini, yang hanya beralaskan tikar lusuh, bahkan tanpa alas apapun.