Senin 25 Mar 2013 07:19 WIB

Alhamdulillah, Muslim Hidup Damai di Liberia (2)

Muslim Liberia tengah melakukan shalat Idul Fitri (ilustrasi).
Foto: lovehabibi.com
Muslim Liberia tengah melakukan shalat Idul Fitri (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Afriza Hanifa

Saat ini belum terdapat wakil Islam yang menduduki jabatan pemerintahan. Namun hal tersebut tengah diusulkan mengingat Islam merupakan salah satu agama besar di negara yang pernah menjadi sekutu Libya tersebut.

Hanya saja, ketegangan antarumat beragama masih seringkali memicu konflik sosial termasuk perang saudara di negara mantan koloni AS tersebut.

 

Islam di Liberia mengalami sejarah yang cukup panjang. Islam pertama kali datang ke Liberia seiring dengan sejarah Islam di negara Afrika Barat lain seperti Guinea, Guinea-Bissau, Sierra Leone dan Cote d'Ivoire. Di abad kesepuluh, banyak muslimin bergerak menuju sahara dari tanah Maroko.

Perjalanan mereka murni ditujukkan untuk mendakwahkan Islam kepada masyarakat pagan. Salah seorangdari mereka yang terkenal yakni Syaikh Andullah Ibn Yassin. Ia berhasil mengenalkan Islam pada Raja Senegal saat itu. Kerajaan-kerajaan sekitarnya yang dipimpin Mandingo, Fullani dan Soninki pun kemudian mengikuti jalan raja Senegal, yakni memeluk agama Islam.

Suku- suku Mandingo tersebar luas di Afrika Barat. Pergerakan mereka bahkan hibgaa je kawasan selatan. Wilayah yang mejadi kekuasaan mereka mencakup Guinea, Guinea-Bissau, Sierra Leone, Liberia dan Mali. Para pedagang Mandingo di masa lalu sangat terkenal dengan umat Islam yang taat.

Mereka bahkan mendirikan pusat-pusat Islam di Dataran Tinggi Fouta Djallon, kawasan utara Liberia, hingga menyebarkan agama Islam ke Ghana. Selain Mandingo, suku Fullani pun membuat koloni muslim di Dataran Tinggi Sjallon, dekat Liberia. Disana mereka mengajar Al-Qur'an dan menyebarkan ajaran Islam. Kerajaan-kerajaan Islam pun sempat berdiri di selatan Guinea dan bagian utara Liberia.

Sejarah panjang Islam ini mulai goyah saat era kolonial. PaDa tahun 1822, Amerika memulangkan budak kulit hitam ke Liberia. Para budak inilah yang mendeklarasikan pendirian negara Liberia pada tahun 1847. Disokong oleh kekuatan Amerika, para bekas budak ini memperluas kekuasaan wilayah dengan mengalahkan suku-suku liberia baik suku pagan maupun suku Mandingo Muslim.

Hingga kemudian mereka berhasil mendirikan negara Liberia dengan gaya demokrasi AS. Alhasil, agama kristen pun turut serta dalam proses kemerdekaan tersebut. Gereja AS berafiliasi dengan AS. Bahkan hingga tahun 1980, seluruh presiden Liberia merupakan seorang uskup. Tak heran jika agama kristen lebih mendominasi Liberia ketimbang Islam.

Kondisi muslim Liberia sejak itu terus terdesak. Baru di era pemerintahan Presiden William Tubman (1941-1971), kebijakan baru dibuat untuk musliin. Untuk pertama kalinya, muslimin mendapat hak suara dalam pemilihan umum, serta mendapat jabatan di jajaran pemerintahan. Di tahun 1960 pun, berdirilah Kongres Muslim Liberia. Dengannya kondisi muslim berangsur membaik.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement