Senin 25 Mar 2013 21:20 WIB

DPR Belum Dukung Penuh Agus Martowadjojo

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Mansyur Faqih
Menkeu Agus Martowardojo
Menkeu Agus Martowardojo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski palu penetapan Gubernur Bank Indonesia (BI) belum berbunyi, namun Agus Martowardojo mendapat dukungan dari beberapa fraksi. Itu terlihat pada prosesi uji kelayakan dan kepatutan di Komisi XI DPR, Senin (25/3). Ia menjadi calon tunggal pada pemilihan Gubernur BI untuk periode 2013-2018 mendatang.

Agus memaparkan proposal tugasnya yang berjudul 'Penyelarasan dan Penguatan Bank Indonesia menuju bank sentral yang Kredibel dan Terpercaya.' Tiga fraksi terlihat memberikan dungan penuh untuk Agus, yaitu Partai Demokrat (PD), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun, sebagian besar anggota Fraksi Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih banyak yang mengkritisi. Meskipun satu dan dua anggotanya ikut mendukung.

Empat fraksi lainnya yaitu PDI Perjuangan, Partai Hanura, Partai Gerindra, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih belum tegas menentukan jawaban. "Agus Marto memang masih perlu periode penyesuaian. Namun, dia cukup berkompetensi mengisi jabatan ini," kata anggota Komisi XI dari fraksi PAN, Ismed Ahmad. Menurutnya, Agus memiliki konsep makro prudensial yang bagus dan laik jika diterapkan di BI.

Agus juga dinilai bisa berkoordinasi dengan baik antara BI, pemerintah, DPR, dan Otoritas Jasa Keuangan. Anggota Komisi XI dari fraksi Partai Demokrat, Achsanul Kosasi juga memberikan dukungan. "Kami tentu mendukung penuh Agus Marto sebagai Gubernur BI," katanya. Achsanul juga melihat proses penentuan Agus kelihatannya akan berjalan dengan skema pemungutan suara.

Anggota komisi XI dari fraksi PKS Echy Awal Mucharam menilai jika Agus menduduki kursi Gubernur BI akan sangat berbahaya. Sebab, posisi Menkeu sangat dibutuhkan di tengah kondisi ekonomi makro nasional yang tengah tertekan. "Pemerintah saat ini menghadapi defisi fiskal, defisit neraca perdagangan, dan inflasi tinggi. Nilai tukar rupiah juga mengalami depresiasi," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement