Selasa 26 Mar 2013 20:21 WIB

BKP Fokus Penurunan Konsumsi Beras

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Djibril Muhammad
Beras Organik
Foto: Republika
Beras Organik

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Beras menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya pangan Indonesia. Sejak 2010, pangsa pasar selain beras dalam pola konsumsi pangan pokok nyaris hilang. Padahal pada 1954, pemenuhan pangan pokok beras baru mencapai 53,5 persen.

Sisanya dipenuhi dari ubi kayu sebanyak 22,26 persen, jagung sebanyak 18,9 persen dan kentang sebanyak 4,99 persen. 

Dibandingkan negara Asia lainnya, konsumsi beras penduduk Indonesia sangat tinggi, mencapai 139,15 kilogram (kg) per tahun. Sedangkan rata-rata konsumsi beras dunia sebanyak 60 kg per tahun.

"Diversifikasi konsumsi pangan ditargetkan penurunan konsumsi beras minimal sebesar 1,5 persen per kapita per tahun," ujar Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan (BKP), Sri Sulihanti, Selasa (26/3). 

Penganekaragaman konsumsi pangan sebetulnya telah ada sejak lama. Sejak 1969, diperkenalkan Beras Tekad dari singkong untuk mengganti beras. Lalu pada 2011, penganekaragamaman pangan diarahkan berbasis sumber daya lokal.

Alternatif lainnya ialah beras analog, kabuto, kapurung, papeda dan beras aruk. Namun hingga saat ini konsumsi karbohidrat beras dan terigu masih tinggi. Sedangkan konsumsi protein hewani berupa umbi-umbian, aneka kacang, serta sayur dan buah masih rendah.

Selain itu, sumber energi pun masih didominasi beras. Pemanfaatan sumber-sumber pangan lokal seperti aneka umbi, jagung dan sagu masih rendah. Kecuali beras, produksi bahan pangan lain berfluktuasi baik jumlah maupun mutu. Teknologi penepungan pun relatif belum berkembang.

"Terigu memakan devisa negara cukup tinggi karena tidak bisa diproduksi disini," kata Sri Sulihanti. 

BKP kemudian mendorong rumah tangga untuk melakukan diversifikasi pangan secara mandiri. Sejak tahun lalu, BKP menganggarkan Rp 300-400 juta per kabupaten untuk proses pengalihan pangan.

Tercatat 9 propinsi dan 9 kabupaten yang disubsidi untuk pembelian peralatan dan penyediaan bahan baku. Upaya ini diharapkan mampu menyediakan pangan yang beraneka ragam dan memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan gizi bagi masyarakat. 

Kabid Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan BKP, Lilis Irianingsih mengatakan pemerintah harus memperhatikan petani penghasil kelompok pangan selain padi-padian. Apalagi pemerintah juga menargetkan produksi padi setiap tahunnya. Petani tetap lebih tertarik menanam padi karena hasilnya lebih menguntungkan. 

Konsumsi Beras Penduduk Asia Per Kapita Tahun 2009:

Korea: 40 kg/ tahun

Jepang: 50 kg/ tahun

Malaysia: 80 kg/ tahun

Thailand: 70 kg/ tahun

Indonesia: 139,15 kg/ tahun

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement