REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yakin jika program Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang diluncurkannya pada November 2012 lalu masih sangat dibutuhkan warga Jakarta. Ia pun menuding, ada pihak-pihak yang sengaja ingin membelokkan program unggulan Pemprov DKI Jakarta tersebut.
"Ya, memang ada kepentingan. Saya tahu, selama ini program KJS ini ada yang membelokkan. Dibilang KJS tidak berhasil," ujar Jokowi saat menggelar Public Hearing mengenai KJS di Balaikota, seperti dilansir situs beritajakarta.com.
Dikatakan Jokowi, selama ini dirinya terbuka menerima keluhan dan masukan dari berbagai pihak dan dirinya selalu melakukan pengecekan mengenai kondisi masyarakat di lapangan. Sehingga dirinya mengetahui permasalahan yang ada, tidak hanya berdasakan laporan saja melainkan melalui penglihatan langsung. "Dibilang warga minta KJS dihapus. Lah wong saya tiap hari ke masyarakat, kebutuhan di masyarakat saya tahu. Di masyarakat tidak ada yang minta KJS diputus," tegas Jokowi.
Meski begitu, diakui Jokowi, sejauh ini memang masih banyak beberapa kekurangan dalam pelaksanaan KJS. Seperti, terbatasnya fasilitas dan tenaga medis. Untuk itu, kata Jokowi, pihaknya pun telah berusaha melakukan perbaikan dengan memperbanyak ruang perawatan kelas III.
"Ada lonjakan yang besar hingga 500 ribu pasien. Yang terjadi fasilitas kurang. Problem di lapangan, ruang, ICU, IGD semua penuh. Karena memang lonjakan ini. Tapi sudah banyak sekali keputusan-keputusan yang kita lakukan. Sudah kita turunkan kelasnya tapi belum juga cukup," katanya.