REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persijap gagal mengulang permainan impresif ketika menahan imbang Semen Padang tanpa gol pekan lalu. Menjamu Pro Duta FC di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, Jumat (29/3) malam, tim Laskar Kalinyamat justru menyerah 0-2. Kekalahan ini membuat sekitar enam ribu pendukung tuan rumah kecewa.
Seperti dilansir situs Indonesian Premier League (IPL), dalam pertandingan yang dipimpin wasit Sulistyoko itu Persijap sejatinya mengawali penampilannya dengan baik. Strategi ofensif membuat Evaldo dan kawan-kawan mendominasi permainan, terutama di babak pertama. Namun serangan yang dibangun tuan rumah mudah dipatahkan lini belakang Pro Duta yang diisi Suyatno, Syamsir, Rifki, dan Rahmadhani.
Pada babak kedua, Persijap yang terus menekan seakan kehabisan akal untuk menjebol gawang lawan. Alih-alih membikin gol, gawang tim asuhan Riono Asnan itu justru bobol di menit 54. Berawal dari serangan balik, Gozali Muharam Siregar berhasil menguasai bola di sisi kiri pertahanan Persijap yang sudah kocar-kacir. Pemain bertubuh pendek ini lalu mengirim bola ke depan gawang yang langsung dikonversi Rahmad Hidayat menjadi gol.
Tertinggal satu gol membuat permainan Persijap mulai tidak terkontrol. Salah umpan kerap terjadi. Sebaliknya, serangan balik Pro Duta di menit 75 kembali berbuah gol. Kali ini Gozali Muharam Siregar yang menerobos kotak penalti memilih melakukan shooting jarak jauh. Blokir yang dilakukan Joko Ribowo, kiper Persijap, tak cukup mampu mengubah arah bola keluar gawang. Bola pun bersarang di sisi kanan gawang.
"Lini depan kami tumpul. Penyakit ini belum bisa disembuhkan. Selain itu, permainan tadi bukanlah permainan Persijap. Mereka seharusnya bermain dengan bola-bola pendek, tapi justru terbawa permainan lawan dengan banyak melakukan long pass. Ini jelas sangat mengecewakan kami,” kata pelatih Persijap Riono Asnan usai pertandingan.
Sebaliknya, pelatih Pro Duta Roberto Bianchi mengaku puas dengan hasil tiga poin yang diraih para pemainnya. "Meski materi pemain kami adalah darah-darah muda tapi mereka mau bekerja keras. Meski pengalaman masih kurang tapi mereka mampu menunjukkan mental yang kuta. Saya bangga dengan mereka," kata Beto, pelatih asal Spanyol.