REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Posisi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Ketua Umum Partai Demokrat dan Edhi Baskoro Yudhoyono (Ibas) sebagai Sekjen Partai Demokrat dinilai oleh beberapa kalangan sebagai bentuk nepotisme dalam partai.
Menanggapi tudingan tersebut, Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mengatakan, jabatan di dalam dunia politik harus dibedakan dengan jabatan profesional.
"Kalau di politik harus dibedakan antara politik dengan profesionalisme," ujarnya di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (1/4). Menurut Nurhayati, korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) hanya ada di dalam konteks profesionalisme. Sedangkan dalam dunia politik adalah konteks keturunan.
“Itu bukan masalah,”katanya. Nurhayati menganggap, posisi SBY saat ini sama dengan posisi Presiden Soerkarno dengan putri yang terjun di dunia politik yakni Megawati Soekarnoputri.
“Wajar jika ayahnya politisi anaknya juga menjadi politisi sebab keluarga itu tempat belajar politik,”katanya. Namun, ujar Nurhayati, baik SBY dan Ibas diangkat berdasarkan mekanisme demokrasi. SBY diangkat melalui Kongres Luar Biasa (KLB). “Jadi semua ada mekanismenya,” tegasnya.