REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia memastikan kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) di Korea Utara (Korut) maupun Korea Selatan (Korsel) masih aman.
Pernyataan itu dikatakan oleh juru bicara Kemlu Indonesia Michael Tene. Dia menuturkan, belum ada peringatan khusus kepada para WNI. Tapi Tene mengaskan, Kemlu Indonesia terus mengikuti perkembangan kondisi situasi di Korut maupun Korsel.
"Apalagi banyak WNI yang berada di sana," kata Tene saat dihubungi Republika, Senin (1/4) malam.
Tene menyebutkan jumlah WNI yang ada di Korsel sekira 32.400 orang dan mereka banyak bekerja disana. Ia mengatakan WNI yang ada di Korut sebanyak 21 orang yang terdiri dari staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Korut dan keluarganya.
Tene menegaskan kalau pun kondisi benar-benar tidak kondusif, KBRI di dua negara itu pasti memiliki rencana darurat untuk perlindungan WNI.
"Karena itu sudah menjadi prosedur standar. Tapi untuk langkah penerapan perlindungannya disesuaikan dengan kondisi di lapangan," ujar Tene.
Menurutnya, para WNI di Korut dan Korsel juga mengikuti perkembangan yang terjadi. Tene berharap, kondisi di dua negara itu tetap stabil, dan semua pihak menahan diri dalam menghadapi konflik.
Saat ini hubungan antara Korsel dan Korut terancam perang. Korut mengancam akan menyerang Korsel. Mau tidak mau Korsel bersiap untuk menghadapi serangan Korut.
Bahkan Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan jet tempur siluman F-22 ke Korsel untuk bergabung dalam latihan militer gabungan. AS juga mengirim pesawat pengebom siluman pengecoh radar B-2 ke Korsel.