REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia kembali mengalami defisit perdagangan di bulan Februari. Dirjen Kerjasama Industri Internasional Kementrian Perindustrian Agus Tjahajana mengatakan ekspor non migas harus digenjot terutama untuk mengantisipasi ekspor komoditas yang harganya masih turun.
"Kita harus menggali produk-produk lain di bidang industri non migas yang bisa menatisipasi tutunnya harga. Produk-produk yang bernilai tambah," ujar Agus, Senin (1/4).
Sektor otomotif, terutama sepeda motor kata dia harus didorong untuk menambah kinerja ekspor non migas. Ia mengatakan produksi motor di Indonesia cukup tinggi, sementara ekspor sepeda motor masih sedikit. "Potensi itu harus didorong keluar. Sekarang kita ekspornya masih kecil," ujarnya.
Selain motor, ekspor mobil diharapkan juga bisa berkontribusi terhadap kinerja ekspor nonmigas. Pembelian mobil di Indonesia yang tahun lalu mencapai 1,1 juta unit, menurutnya harus segera diimbangi dengan peningkatan ekspor.
Ia membandingkan ekspor mobil Thailand yang mencapai 600 ribu unit per tahun. Sementara, ekspor Indonesia paling banyak hanya sekitar 100 ribu unit per tahun. Menurutnya, Indonesia harus bisa mengekspor dengan jumlah yang sama dengan negara lain karena investasi otomotif di Indonesia terus meningkat.